Pekan lalu Amerika Serikat dikejutkan oleh kiriman bom pipa ke sejumlah tokoh publik. Pihak keamanan menangkap Cesar Sayoc (56) sebagai pelaku.
Pihak keamanan AS menyebut, Sayoc memiliki kecenderungan menentang Demokrat. Tokoh-tokoh publik yang mendapat kiriman amplop coklat berisi bom pipa adalah Barack Obama, Hillary Clinton, Eric Holer, John Brennan, Debbie Wasserman Schultz, dan George Soros.
Ada alasan mengapa banyak pihak menghubungkan perbuatan Sayoc dengan kekerasan politik, seperti dikatakan Presiden Donald Trump menanggapi kejadian tersebut.
Mereka yang mendapat kiriman bom pipa adalah orang yang diserang Trump di media sosial Twitter sebagai rangkaian kampanye pemilihan sela 6 November. Brennan mendapat kiriman bom pipa melalui kantor stasiun televisi CNN. Trump berulang kali menuduh jaringan televisi berita itu sebagai penyiar "kabar palsu" dan "musuh rakyat Amerika".
Situs daring Oxford Research Encyclopedias mendefinisikan kekerasan politik sebagai "rangkaian perbuatan dan kejadian yang menolak adanya penyelidikan unilateral".
Kekerasan itu dapat berupa perintah atau bukan yang berarti tindakan kriminal. Jika merupakan perintah. kekerasan itu adalah cermin monopoli sah dalam penggunaan kekerasan masyarakat modern.
Kekerasan bisa dilakukan pemegang otoritas atau nonlembaga otoritas sebagai ekspresi perlawanan terhadap otoritas.
Presiden Trump, menanggapi kejadian tersebut, mengatakan, masyarakat AS harus bersatu dan mengirimkan pesan kuat dan pasti bahwa kekerasan politik tidak boleh terjadi di AS. Dia berjanji mengungkap pelaku dan memberi hukuman berat.
Meskipun ucapan Trump secara prinsip diterima, sejumlah kritik menyebut pernyataan itu tidak banyak gunanya apabila dia tidak secara mendasar mengubah perilaku dan retorikanya.
Media di AS, seperti New Yorker dan Washington Post, mengingatkan, di negara yang masyarakatnya begitu terbelah oleh politik dan jenuh pemberitaan media, situasi yang mendorong orang melakukan pelanggaran memakai alasan politik hanya berbeda sangat tipis dengan melakukan kekerasan yang berakibat kematian.
Trump dikritik telah menciptakan lingkungan beracun untuk tumbuhnya kekerasan politik. AS pekan lalu bukan hanya menghadapi bom pipa, tetapi juga penembakan massal di rumah ibadah Yahudi yang menewaskan 11 orang, dan penembakan atas dua orang Afrika-Amerika.
Benang merah peristiwa tersebut adalah target kekerasan berasal dari kelompok tertentu dengan basis ras, agama, atau pilihan politik. Soros, misalnya, dituduh Trump tanpa bukti, membiayai ribuan imigran yang berjalan kaki di Meksiko di selatan perbatasan Amerika Serikat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar