Indonesia kembali menjadi sorotan dunia. Setelah sukses menyelenggarakan Asian Games Ke-18, kini Jakarta menjadi tuan rumah Asian Para Games 2018. Inilah pesta olahraga kedua di Indonesia dalam tahun 2018. Asian Para Games dibuka Presiden Joko Widodo di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu 6 Oktober 2018. Asian Para Games diikuti 2.762 atlet dari 43 negara, berlangsung 6-13 Oktober dan melombakan 18 cabang olahraga.
Benar seperti dikatakan Ketua Panitia Penyelenggara Raja Sapta Oktohari, perasaan penonton soal upacara pembukaan Asian Para Games seperti roller coaster. Ada sedih, senang, bangga, sekaligus terharu. Perasaan itu memang berkecamuk saat menyaksikan pembukaan Asian Para Games.
Presiden Joko Widodo saat membuka Asian Para Games, yang juga menggunakan bahasa isyarat, menunjukkan sikap menjunjung tinggi kemanusiaan, kesetaraan, dan kesportifan.
"Melalui Asian Para Games 2018, kita ingin merayakan persaudaraan, menunjukkan kegigihan dan prestasi, serta menjunjung tinggi kemanusiaan," kata Presiden.
Asian Para Games 2018 tentunya bukan semata-mata pesta olahraga bagi atlet difabel se-Asia. Panggung Asian Para Games adalah narasi perjuangan anak manusia untuk mengatasi sekaligus melampaui keterbatasannya. Dari kisah perjuangan itulah, inspirasi bisa diperoleh bangsa ini.
Penyandang disabilitas merupakan fakta. Mengacu pada data Survei Penduduk Antarsensus (Supas) 2015 dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penyandang disabilitas mencapai 8,56 persen dari total penduduk 255,18 juta orang (Kompas, 6 Oktober 2018).
Pertanyaan kemudian, sudahkah faktor disabilitas menjadi pemikiran dalam penataan kota, pembangunan fasilitas umum, untuk bisa mengakomodasi mereka, penyandang disabilitas.
Dari sisi legal, bangsa ini telah memiliki UU No 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas yang ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 15 April 2016. UU No 8/2016 merupakan landasan hukum yang menegaskan asas kesetaraan dan kesamaan hak penyandang disabilitas. Dalam undang-undang jelas dicantumkan bahwa penyandang disabilitas mempunyai posisi yang setara.
Karena itulah, pemerintah dan pemerintah daerah perlu merumuskan kebijakan pembangunan fasilitas publik dengan tetap memperhatikan penyandang disabilitas.
Menjadi tuan rumah Asian Para Games merupakan awal yang baik agar pemimpin di semua lini, baik di pemerintahan maupun di swasta, untuk menempatkan masalah disabilitas sebagai salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam kebijakan pembangunan.
Keramahan sebuah kota bagi penyandang disabilitas sekaligus juga menunjukkan peradaban dan keadaban sebuah kota.
Di tahun politik 2019, kita pun mau mendorong agar visi dan misi calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin serta calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno juga menempatkan isu disabilitas dalam arus kebijakan pembangunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar