Politik(us) Berisik
Tidak kita mungkiri bahwa tahun ini adalah tahun politik menjelang pilpres dan pileg serentak 17 April 2019. Yang paling seru adalah persaingan kedua kubu pilpres.
Diawali adanya tagar gantipresiden, dibalas dengan tagar sebaliknya. Muncullah cebong melawan kampret. Puncaknya adalah hoaks mengaku digebuki, yang terbukti bohong, tetapi ternyata tidak membuat berhenti berisik. Akhirnya muncul politisi sontoloyo, yang belum jelas akan dibalas dengan apa lagi.
Kami bosan dan capek mendengarnya. Tak habis-habisnya saling berbalas, tak ada yang mengalah. Boro-boro mengakui kebaikan dan kelebihan pasangan lain.
Sebenarnya sudah banyak pihak yang mengingatkan agar bersikap santun dalam politik, tidak menghujat, tidak memfitnah, dan tidak menebarkan kebencian. Akan tetapi, tidak ada perubahan.
Sebenarnya rakyat sudah tahu dan sudah semakin pintar. Mereka bisa melihat, mana sebenarnya pasangan yang paling baik, setidaknya menurut pendapat pribadi. Oleh karena itu, menggunakan segala kelihaian untuk menjelek-jelekkan lawan justru membuat rakyat semakin tidak simpati. Jangan mengira sebaliknya: bahwa rakyat akan bangga. Tidak sama sekali.
Silakan mengajari kami politik yang baik, politik yang santun, politik yang beretika. Ajari kami kebaikan dan cinta Tanah Air untuk memenangi persaingan. Berpolitiklah dengan tidak berisik. Rakyat lelah!
SRI HANDOKO Tugurejo RT 009 RW 00I, Tugu, Semarang
Klaim Belum Dibayar
Saya klaim Asuransi Bumiputera polis 2004370833 atas nama Wiwik Ernawati pada 6 September 2017. Kelengkapan sudah terpenuhi dan informasi akan transfer empat bulan setelahnya (April 2018).
Karena tidak ada kejelasan, saya mengirim surel pada 27 Juli 2018 ke kdr@bumiputera.com, menanyakan kelanjutan proses klaim, tidak dijawab.
Terakhir saya membuat surat pernyataan bermeterai, 7 September 2018, di depan Kepala Cabang Bumiputera Kediri, tetapi sampai sekarang belum juga ada kejelasan.
Saat ini pengajuan klaim saya sudah lebih dari setahun. Mohon bantuan pihak berwenang dari Bumiputera untuk membantu proses.
Wiwik Ernawati Graha Mulia Josenan, Jl Condong Catur Josenan, Madiun
Penerbangan Batal
Juli 2018, AirAsia membuka rute penerbangan dari Jakarta ke Narita, Jepang. Pada 24 Juli 2018, saya memesan empat tiket Jakarta-Narita (pp), berangkat Juni 2019. Saya bayar lunas, Rp 12,8 juta.
Ternyata, 9 Agustus 2018, AirAsia menginformasikan bahwa rute penerbangan ke Jepang dibatalkan. Saya diberi pilihan untuk mengganti jadwal penerbangan, berubah rute melalui Bandara Don Muang, Bangkok, atau full refund.
Saya memilih full refund. Semua syarat pengembalian uang sudah saya jalankan. Saya juga menelepon hotline AirAsia di Jakarta. Diminta menunggu 30 hari untuk pengembalian.
Sampai akhir September 2018, uang belum juga kembali. Hal ini saya laporkan kembali. Menurut hotline AirAsia di Jakarta, refund sudah disetujui sejak 4 September 2018. Saya diminta menunggu sampai 4 Oktober 2018 (30 hari dari refund disetujui).
Lagi-lagi hanya janji, uang belum masuk juga. Saya diminta mengirimkan rekening koran pribadi saya periode September-Oktober 2018 sebagai bukti uang belum diterima. Namun, sampai surat ini saya kirim ke Kompas (20 Oktober 2018), uang belum juga kami terima. Sudah lapor kembali, dan diminta menunggu lagi sampai 30 hari ke depan.
Saya juga mengeluhkan hal ini melalui media sosial, tidak ada tanggapan. Ternyata banyak orang bermasalah seperti saya, tanpa kepastian kapan uang akan dikembalikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar