Meski kondisi ekonomi warga Iran terasa sulit, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyatakan, rakyat Iran tidak takut menghadapi sanksi baru tersebut.
Khamenei mengatakan, Presiden Donald Trump seolah "mempertaruhkan" prestise Amerika Serikat karena akan menjadi pecundang akibat pembaruan sanksi baru terhadap Iran. "Kekuatan ekonomi dan militer mereka juga sedang menurun," kata Khamenei lewat akun Twitter dalam bahasa Persia, Sabtu (3/11/2018).
Trump akan mengembalikan semua sanksi AS terhadap Iran yang dihapus berdasarkan perjanjian nuklir tahun 2015. AS juga menargetkan negara yang berdagang dengan Iran. Namun, beberapa keringanan sementara diberikan kepada delapan negara yang memungkinkan mereka mengimpor minyak Iran.
Sanksi AS itu meliputi pengapalan, pembangunan kapal, keuangan, dan energi. Lebih dari 700 individu, entitas, kapal, dan pesawat termasuk dalam daftar sanksi, juga beberapa bank, pengekspor minyak, dan perusahaan perkapalan.
Di tengah pemberlakuan sanksi, televisi pemerintah melaporkan, Iran mulai memproduksi pesawat tempur Kowsar yang dirancang secara lokal untuk digunakan angkatan udara.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Qasemi, mengatakan, Iran tahu dan mampu mengelola urusan ekonomi negeri sendiri. Senada dengan Khamenei, Qasemi menegaskan, "Tidak ada kemungkinan (AS) akan mencapai tujuan politiknya melalui sanksi tersebut."
Iran meminta dukungan Eropa menghadapi sanksi Trump atas penjualan minyak yang dianggap bisa memaksa Teheran untuk mengekang kegiatan nuklir, dan memperbesar pengaruh regionalnya.
Kantor berita resmi Iran, IRNA, mengutip pernyataan Wakil Presiden Uni Eropa Federica Mogherini menyatakan, "Mogherini dan para menteri Eropa menyoroti pentingnya komitmen para menteri keuangan terhadap mekanisme keuangan Eropa untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir Iran dan mengatakan mekanisme akan beroperasi dalam beberapa hari mendatang."
Dalam sebuah pernyataan bersama, Uni Eropa, Perancis, Jerman, dan Inggris mengatakan, mereka menyesalkan keputusan Trump mengembalikan sanksi terhadap negara ketiga terbesar pengekspor minyak dunia ini.
"Tujuan kami adalah melindungi pelaku ekonomi Eropa yang memiliki pertukaran komersial yang sah dengan Iran, sejalan dengan undang-undang Eropa dan resolusi Dewan Keamanan PBB 2231," kata Mogherini, Jumat lalu.
Apakah sanksi AS akan dapat melemahkan atau justru menyolidkan warga Iran? Sudah berkali-kali Iran dikenai sanksi ekonomi dan politik, tetapi negara ini tetap tegar menghadapinya. Akibat kesulitan ekonomi, sedikitnya dua kali warga Iran berdemonstrasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar