Amerika Serikat meminta Arab Saudi menyetujui gencatan senjata di Yaman, dan segera menghenti- kan serangan udara ke wilayah basis kelompok Houti.

Gencatan senjata perlu segera dilakukan menyusul laporan munculnya krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Dalam perang saudara ini, menurut PBB, sedikitnya 6.660 warga sipil terbunuh dan 10.560 orang terluka. Ribuan warga sipil lain meninggal akibat beberapa hal yang sebenarnya dapat dicegah, termasuk kekurangan gizi, penyakit, dan kesehatan yang buruk.

Menurut Amnesti Internasional (AI), sekitar 3 juta warga terpaksa meninggalkan rumah, 22,2 juta orang butuh bantuan kemanusiaan segera, dan 2,5 juta anak putus sekolah. AI pernah menyatakan punya bukti aliran senjata yang tidak bertanggung jawab ke koalisi pimpinan Arab Saudi. "Itu membuat warga Yaman kian menderita," kata Lynn Maalouf, Direktur Penelitian untuk Timur Tengah, kepada AI.

Perang saudara mulai berkecamuk di Yaman tahun 2015 setelah kelompok Houti merebut ibu kota Sana'a dan pemerintahan Presiden Abdurabbuh Mansour Hadi mengungsi ke kota Aden, yang kemudian menetap di Arab Saudi. Houti yang didukung Iran terus memperluas wilayah yang dikuasainya, sementara koalisi Arab pimpinan Arab Saudi terus melancarkan serangan udara ke basis-basis wilayah Houti.

Di bawah kepemimpinan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, koalisi yang dipimpin Saudi memberlakukan sanksi ekonomi, termasuk pembatasan impor, dan menahan gaji sekitar 1 juta pegawai negeri. Hal ini menyebabkan jutaan orang jatuh ke dalam kemiskinan.

Berbicara di Institut Perdamaian di Washington, Selasa lalu, Menteri Pertahanan AS James Mattis mengatakan, AS cukup lama mengamati perkembangan perang di Yaman. "Semua pihak perlu mengambil bagian dalam pembicaraan perdamaian yang dipimpin PBB dalam 30 hari ke depan," ujarnya sambil menambahkan, AS akan mengumpulkan semua kelompok yang bertikai di Swedia pada November untuk mencari solusi.

Menlu AS Mike Pompeo menambahkan, semua kelompok di Yaman perlu segera melakukan gencatan senjata. Ia meminta Houti menghentikan serangan misil dan drone ke Arab Saudi, sebaliknya Arab Saudi harus menghentikan serangan udaranya.

"Ini waktu yang tepat untuk menghentikan konflik, dan menggantinya dengan kompromi. Biarkan warga Yaman mencapai perdamaian dan rekonstruksi," katanya.

Sampai Jumat kemarin belum ada tanggapan resmi dari Arab Saudi ataupun Houti terhadap ajakan Mattis. Iran yang merupakan satu-satunya pendukung Houti juga belum mengeluarkan tanggapan.