Bagi Indonesia, ini prestasi ketiga di level yunior dalam enam tahun terakhir setelah menjuarai Piala AFF U-19 pada 2013 dan tahun lalu meraih trofi AFF U-16. Gelar kali ini melebihi ekspektasi PSSI dan pencinta sepak bola nasional. Hal itu mengingat target Andy Setyo dan kawan-kawan sebetulnya merebut medali emas SEA Games Filipina 2019 dan lolos ke putaran final Piala Asia U-23 pada 2020.

ANTARA FOTO/NYOMAN BUDHIANA

Pemain dan ofisial Timnas U-22 membawa Bendera Merah Putih setelah berhasil memenangi babak Final Piala AFF U-22 di Stadion Nasional Olimpiade Phnom Penh, Kamboja, Selasa (26/2/2019). Indonesia menjadi juara setelah mengalahkan Thailand di babak final dengan skor 2-1.

Tim ini juga mengawali penampilan dengan kurang meyakinkan setelah dua kali bermain seri, yakni 1-1 dengan Myanmar dan 2-2 dengan Malaysia, pada dua laga awal Grup B. Kemenangan baru diraih tim asuhan Indra Sjafri pada laga ketiga, yaitu 2-0 atas tuan rumah Kamboja. Hasil maksimal ini sekaligus memastikan Indonesia lolos ke semifinal.

Keraguan membayangi fans tim "Merah Putih" soal kemungkinan tim pujaan mereka menyisihkan Vietnam di semifinal. Maklum, Vietnam berada di tangga ke-99 peringkat Federasi Asosiasi Sepak Bola Dunia (FIFA) dan menjadi satu-satunya tim Asia Tenggara di 100 besar dunia. Adapun RI di urutan ke-159, atau 60 tangga di bawah Vietnam.

Namun, keraguan itu lenyap berkat permainan impresif "Garuda Muda" yang menang, 1-0, atas Vietnam berkat gol tunggal M Luthfi Kamal. Penampilan pantang menyerah tim Indonesia berlanjut di laga puncak. Meski tertinggal 0-1, tim Merah Putih berbalik menang, 2-1, dan tampil sebagai juara.

AFP/TANG CHHIN SOTHY

Timnas Indonesia U-22 gelar juara dalam Piala AFF U-22 usai penyerahan tropi di Stadion Nasional, Phnom Penh, Kamboja, Selasa (26/2/2019). Timnas Indonesia U-22 merebut gelar juara Piala AFF U-22 setelah dalam pertandingan itu mengalahkan Thailand 2-1. Menit ke-57, Thailand sempat memimpin pertandingan lewat gol Saringkan Promsupa. Gua gol balasan Indonesia dicetak oleh Marco Ballini (59′) dan Osvaldo Haay (64′).

Kesuksesan ini terasa ironis di tengah lumpuhnya PSSI karena terbelit kasus pengaturan skor. Polisi menetapkan 16 tersangka, termasuk Ketua Umum PSSI Joko Driyono.

Yang patut dicermati, tak lain bahwa prestasi ini masih di level yunior dan di level regional terendah, yakni Asia Tenggara. Singkatnya, kita belum apa-apa. Jangan sampai terlalu cepat berpuas diri.

Perjalanan tim ini juga masih jauh. Mereka harus membuktikan diri mampu meraih emas SEA Games 2019, mengakhiri penantian 28 tahun. Tak ketinggalan, dituntut lolos kualifikasi Piala Asia U-22 pada 2020.

Jangan lupa, prestasi yang sebenarnya ditunggu adalah di level senior. Di peringkat FIFA, Indonesia terseok di posisi ke-159, di bawah tim-tim Asia Tenggara lainnya. Sebut saja Myanmar di urutan ke-138, Filipina ke-123, Thailand ke-115, dan Vietnam ke-99.

ANTARA FOTO/NYOMAN BUDHIANA

Pemain Timnas U-22 Osvaldo Ardiles Haay (tengah) beraksi bersama rekannya setelah membobol gawang Thailand dalam pertandingan Final Piala AFF U-22 di Stadion Nasional Olimpiade Phnom Penh, Kamboja, Selasa (26/2/2019).

Indonesia layak gusar dengan lolosnya Thailand, Vietnam, dan Filipina ke Piala Asia 2019. Bahkan, Vietnam bisa lolos ke perempat final. Namun, fakta itu, toh, tak membuat PSSI meradang. Seperti fenomena biasa saja.