AFP/THOMAS PETER

Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne (kiri) dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi berjabatan tangan dalam konferensi pers di Wisma Tamu Negara Diaoyutai, Beijing, China, Kamis (8/11/2018). Australia dan China bersaing berebut pengaruh di negara-negara Pasifik.

Hari ini saya akan bergabung dengan menteri dan kepala delegasi dari 18 negara serta organisasi internasional lain di Jakarta guna menghadiri Dialog Tingkat Tinggi untuk Kerja Sama Indo- Pasifik: Menuju Kawasan yang Damai, Sejahtera, dan Inklusif. Perhelatan ini diselenggarakan pada saat yang penting bagi Indonesia, Australia, dan kawasan secara keseluruhan.

Kita dipersatukan oleh satu komitmen untuk berdiri bersama dalam persahabatan dan saling pengertian. Kita harus bekerja bersama membangun kekukuhan dalam menghadapi banyaknya tantangan yang kian tak pasti dan beragam di kawasan. Hal ini khususnya penting setelah terjadinya serangan teroris yang memalukan di Christchurch, Jumat pekan lalu.

Doa kami bersama para korban dan keluarganya. Ini penghinaan terhadap nilai-nilai fundamental yang dipegang teguh warga Australia. Dari mereka yang meletakkan karangan bunga di depan masjid-masjid hingga mereka yang menawarkan diri menjaga atau menemani, menunjukkan rasa hormat dan mendoakan di seluruh pelosok Australia, pesan kami sudah jelas. Keberagaman dan toleransi akan tetap ada.

Kebebasan beragama dan toleransi adalah hal fundamental bagi masyarakat yang terbuka, multikultural, dan kukuh. Asia Tenggara adalah kawasan paling beragam di dunia. Di seluruh kawasan kita ada Muslim, pemeluk Kristen dan Hindu, serta Buddha dan Yahudi—dan masih banyak lagi—yang tinggal berdampingan. Kita merayakan dan mensyukuri keberagaman. Ini bagian yang menjadikan kawasan kita istimewa dan unik.

Pasca-insiden Christchurch, Australia memperbarui komitmennya untuk kebebasan beragama dan persahabatan serta saling pengertian yang menyatukan masyarakat Australia dan Asia Tenggara. Saya ingin menyampaikan kepada semua warga Indonesia, dan semua Muslim di seluruh dunia, saya ikut berdukacita dan bersimpati atas nama warga Australia.

Pandangan yang dimiliki teroris tak mendapat tempat di Australia yang multikultural, tak memiliki tempat di Selandia Baru, tak memiliki tempat di negara atau masyarakat mana pun.

Hari Sabtu lalu, Perdana Menteri Scott Morrison bersama Imam Besar Australia dan pemimpin-pemimpin agama lain serta tokoh-tokoh komunitas menyampaikan dukacita mendalam di Masjid Lakemba di Sydney. Saat ini, lebih
dari kapan pun, kita harus bersatu mendukung perdamaian, saling hormat, dan saling pengertian.

Sementara akan selalu ada yang mencoba memisah-misahkan kita, saya ingin mengambil kesempatan ini untuk menyatakan bahwa rasa kebencian mereka hanya akan memperkuat tekad kita memperkuat ketangguhan dan kerja sama kita.

AFP PHOTO / ASEANINAUS / ANDREW TAYLOR

Sebuah gambar yang diambil pada 17 Maret 2018 ini menunjukkan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull (kiri) berswa foto dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi (kedua kiri), Presiden Indonesia Joko Widodo (tengah), Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop dan Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei pada jamuan makan malam Pemimpin di sela-sela KTT Khusus ASEAN-Australia.

Perdamaian Indo-Pasifik

Saya ingin kembali ke bahasan Indo-Pasifik, satu kawasan di mana Australia, Indonesia, serta negara-negara lain berusaha menciptakan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran untuk semua. Pada intinya, seperti tersirat dalam nama pertemuan ini, diskusi kita di Jakarta mewakili peluang yang sangat penting untuk membangun momentum menuju pemahaman yang sama tentang kawasan seperti apa yang kita ingin tinggal di dalamnya. Tempat penting untuk menyampaikan prinsip-prinsip penting yang kita ingin lekatkan dalam kawasan kita.

Satu kawasan di mana hak-hak asasi manusia kita, termasuk kebebasan memeluk agama, dihormati. Satu kawasan yang ditandai dengan keterbukaan, transparansi, dan inklusivitas. Satu kawasan di mana semua negara memiliki suara. Satu kawasan di mana aturan hukum—ketertiban berdasarkan peraturan—dihormati. Prinsip-prinsip ini tentu saja sangat konsisten dengan poin-poin yang ditawarkan Indonesia, termasuk melalui Global Maritime Fulcrum, yang disampaikan Presiden Joko Widodo pada Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur tahun 2014.

Kami menganggap diskusi hari ini langkah berharga menuju konsensus bersama. Itu semua juga bisa dilihat sebagai menggarisbawahi pentingnya ASEAN. Kepemimpinan Indonesia memberikan banyak tawaran bagi negara-negara di Indo-Pasifik untuk memperkuat kerja sama, membangun kepercayaan dan saling pengertian. Kami menyambut baik kepemimpinan Indonesia dalam agenda ini.

Visi kami untuk kawasan ini adalah satu kemakmuran dan optimisme untuk semua. Kejadian tragis yang membayangi kita semua, pekan lalu, memperkuat upaya Australia untuk bekerja bersama Indonesia dan seluruh mitra ASEAN menciptakan kawasan yang lebih toleran, terbuka, dan makmur.