ARSIP PRIBADI

Samsuridjal Djauzi

 

Asisten rumah tangga kami, perempuan berumur 21 tahun, saat ini sedang hamil. Dia ikut dengan keluarga kami sejak berumur 16 tahun. Sebelumnya, ibunya yang menjadi asisten keluarga kami. Karena merasa sudah tua, dia ingin beristirahat di desa dan menyarankan putrinya melanjutkan pekerjaannya.

Putrinya bersekolah sampai kelas II SMP lalu membantu keluarga dengan bertani. Asisten rumah tangga kami ini cerdas dan terampil dalam bekerja. Selama menjadi asisten rumah tangga dia mengikuti kursus menjahit pakaian dan kursus memasak.

Kami berharap jika dia mandiri nanti, dapat mempunyai penghasilan karena mempunyai keterampilan menjahit dan memasak. Tahun lalu asisten rumah tangga kami menikah pada umur 20 tahun. Dia tetap bekerja pada keluarga kami, sedangkan suaminya menjadi sopir keluarga.

Sejak bulan lalu, asisten rumah tangga kami ini hamil. Dia telah memeriksakan diri ke puskesmas dan menjalani tes kehamilan. Keadaan fisiknya cukup kuat, tetapi, menurut dokter, dia sedikit kurang darah (anemia). Hemoglobinnya hanya 9,5 g/dL. Dokter menganjurkan dia menjalani asuhan kehamilan secara teratur serta memberikan tablet tambah darah dan beberapa tablet lain.

Dia juga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan bergizi dan makanan untuk meningkatkan hemoglobin. Minggu lalu asisten rumah tangga kami beserta suaminya mengajukan permintaan untuk melahirkan di desa dekat dengan ibunya. Desa mereka di Jawa Tengah agak jauh dari kota. Jalan ke desa tersebut belum dapat dilalui mobil, hanya motor yang dapat lewat dan itu pun harus melalui jalan yang belum beraspal.

Saya sendiri punya dua anak yang sudah remaja. Saya pernah merasakan bagaimana sulitnya menghadapi kondisi bersalin di kota. Terus terang saya agak khawatir apakah asisten rumah tangga kami akan aman melahirkan di desa yang agak terpencil.

Saya khawatir terjadi kesulitan selama melahirkan dan tidak ada rumah sakit atau dokter spesialis yang akan menolong. Selain itu, saya juga khawatir apakah anemianya dapat diatasi sebelum melahirkan. Apakah fasilitas untuk melahirkan di desa kita sudah memadai? Bagaimana jika terjadi komplikasi pada persalinan, apakah dapat diatasi di desa?

Dari segi biaya saya merasa tenang karena asisten rumah tangga kami beserta suaminya menjadi peserta BPJS. Memang harus ada usaha untuk meminta surat pindah berobat, tetapi saya rasa dapat diurus. Mohon pendapat dokter apakah asisten rumah tangga kami akan aman melahirkan di desa? Terima kasih atas penjelasan dokter.

M di J

Keamanan persalinan, kesehatan ibu dan anak mendapat prioritas dalam program Kementerian Kesehatan. Ribuan ibu hamil setiap tahun melahirkan di desa. Desa di Indonesia telah disiapkan untuk menolong persalinan. Bukan hanya sarana puskesmas dan rumah sakit, melainkan juga aparat desa telah mendapat petunjuk bagaimana agar ibu hamil menjalani asuhan kehamilan, melahirkan, dan menyusui dengan benar.

Keterlibatan suami dan keluarga juga penting. Keluarga perlu mendukung agar ibu hamil menjalani pemeriksaan kehamilan secara teratur. Pada pemeriksaan kehamilan perlu diperiksa tinggi badan, berat badan, tekanan darah, pengukuran lingkar lengan atas, penentuan status imunisasi tetanus toksoid, pemberian tablet tambah darah, serta pemeriksaan tinggi rahim dan letak janin.

Di samping itu, sekarang pemerintah juga menyediakan pemeriksaan laboratorium tes golongan darah, hemoglobin, tes urine, hepatitis, HIV, dan sifilis. Jika ada indikasi, akan ditambah tes lain yang akan menjamin kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Ibu hamil akan mendapat penjelasan dan konseling tentang kehamilan dan perubahan yang akan dialami selama kehamilan.

Ibu hamil juga mendapat penjelasan tentang perawatan diri sehari-hari, seperti makanan, menjaga kebersihan diri, aktivitas yang dapat dilakukan selama hamil, dan pentingnya istirahat yang cukup. Biasanya puskesmas mengadakan kelas ibu hamil.

Pada kelas ini ibu hamil akan mendapat informasi serta saling tukar pengalaman dengan ibu hamil lain mengenai kehamilan, persalinan, nifas, dan perawatan bayi baru lahir. Aktivitas fisik ibu hamil sehat dapat dilakukan seperti biasa, hanya hindari kerja berat, merokok atau terpapar asap rokok, dan minum obat tanpa anjuran petugas kesehatan. Jika tersedia fasilitas, ikutilah senam ibu hamil.

Untuk persiapan persalinan, keluarga perlu terlibat, terutama suami. Tanyakan kepada petugas kesehatan perkiraan persalinan. Perkiraan tersebut dapat saja tak tepat sesuai perkembangan kehamilan. Sebaiknya menyiapkan keluarga menjadi donor darah jika diperlukan.

Sudah tentu perlu persiapan biaya untuk hal-hal yang tak ditanggung oleh BPJS. BPJS hanya memberi dukungan biaya medis, tetapi biaya makan, transportasi, dan lain-lain menjadi tanggungan keluarga. Jika sudah mendekati persalinan, perlu direncanakan dan disiapkan transportasi untuk angkutan ibu hamil ke tempat persalinan.

Pemerintah sudah menyiapkan sistem rujukan, sistem yang akan memberikan pertolongan jika di puskesmas atau rumah sakit yang pertama menolong menghadapi kesulitan. Ibu hamil dapat dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap jika dipelukan.

Komunikasi dengan petugas kesehatan perlu dijalani dengan baik. Jika hubungan keluarga dan petugas kesehatan terjalin baik, ibu hamil akan mendapat manfaat yang besar dari komunikasi tersebut. Tanyakan hal-hal yang belum jelas mengenai rencana persalinan, keadaan ibu hamil, serta pertumbuhan janin. Lengkapi surat-surat yang diperlukan, seperti kartu tanda penduduk, kartu BPJS, dan lain-lain.

Selama menunggu waktu bersalin ibu hamil perlu memahami tanda-tanda yang segera harus dilaporkan ke petugas kesehatan. Tanda-tanda itu adalah demam tinggi, muntah terus-menerus, kaki bengkak, kejang, janin terasa kurang bergerak, perdarahan, dan air ketuban pecah. Jika terjadi hal tersebut, segera bawa ibu hamil ke layanan kesehatan terdekat untuk mendapat pertolongan.

Selain itu, jika ibu hamil mengalami batuk lebih dari dua minggu, ibu hamil juga perlu ke puskesmas untuk pemeriksaan lebih lanjut karena penyakit tuberkulosis masih sering dijumpai di masyarakat. Ibu hamil yang sukar tidur dan merasa cemas jangan dibiarkan karena keadaan tersebut dapat ditolong dengan berkonsultasi kepada petugas kesehatan. Sesak napas, rasa nyeri jika berkemih, dan diare juga dapat dialami oleh ibu hamil. Jika mengalami hal tersebut, segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.

Banyak pasangan muda yang berharap mempunyai anak. Kehamilan adalah suatu anugerah yang perlu disyukuri. Untuk menjamin kesehatan ibu hamil dan anak, keluarga perlu mendukung dan memperhatikan ibu hamil.

Kehamilan pertama biasanya lebih membutuhkan perhatian karena ibu hamil belum berpengalaman. Risiko panggul sempit, misalnya, dapat saja terjadi. Untuk itu, persalinan pertama sebaiknya dilakukan di layanan kesehatan. Jika terjadi, komplikasi dapat cepat diatasi.

Komplikasi yang dapat terjadi pada kehamilan adalah perdarahan, preeklamsia, ketuban pecah dini, dan infeksi. Selain itu, selama kehamilan meski dapat terjadi kehamilan di luar kandungan, dapat terjadi letak plasenta yang menghalangi persalinan. Saya menghargai kepedulian Anda pada asisten rumah tangga Anda.