REUTERS/SOE ZEYA TUN

Logo ASEAN berdiri di atas papan yang berhiaskan bunga menyambut KTT ke-34 lembaga kerja sama negara-negara Asia Tenggara di Bangkok Thailand 19 Juni 2019.

Pertemuan puncak ASEAN kali ini berlangsung di tengah situasi dunia yang didominasi dinamika besar akibat persaingan Amerika Serikat dengan China.

Dinamika itu antara lain perang dagang, yang sekaligus memperlihatkan multilateralisme sedang menghadapi tantangan berat. Inilah saatnya ASEAN memperlihatkan kepada masyarakat dunia bahwa multilateralisme sungguh-sungguh bermanfaat bagi kepentingan nasional bangsa-bangsa yang terlibat di dalamnya, terutama dalam bidang ekonomi.

Isu relevansi kerja sama multilateral menjadi perhatian cukup besar, terutama sejak Donald Trump menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). Tindakan AS menerapkan tarif impor atas produk China membuat perjanjian multilateral terkait perdagangan menjadi seperti kehilangan arti. Secara sepihak, Washington memberlakukan tarif atas barang-barang buatan China. Aksi AS ini kemudian dibalas oleh China.

Ketegangan terus terjadi. Dampaknya, pertumbuhan ekonomi global terganggu. Lalu lintas perdagangan dunia, rantai produksi barang, terpengaruh. Di sisi lain, hal itu memberikan "keuntungan" bagi Asia Tenggara berupa relokasi industri dari China ke negara di kawasan tersebut. Relokasi ditempuh agar barang yang diproduksi tak terkena tarif saat dikirim ke AS.

Selain memanfaatkan sebaik mungkin peluang relokasi industri itu, ASEAN perlu kembali pada kekuatan yang dimilikinya. Pasar ASEAN yang besar merupakan modal penting bagi anggotanya untuk menjaga pertumbuhan di tengah pelambatan ekonomi dunia akibat perang dagang. Kelancaran lalu lintas perdagangan di antara negara Asia Tenggara ditingkatkan sehingga ekonomi kian dinamis.

Persaingan AS dan China termanifestasi pula di kawasan. Kedua negara berebut pengaruh di Asia-Pasifik yang kini menjadi pusat pertumbuhan dunia. China mengklaim Laut China Selatan, sementara AS membangun kerja sama dengan beberapa sekutunya di kawasan dalam konsep Indo-Pasifik.

Pertemuan ASEAN di Thailand yang dimulai pada Kamis kemarin hingga Minggu (23/6/2019) berusaha merespons perkembangan ini. Dokumen terkait Indo-Pasifik akan dihasilkan dalam pertemuan yang, menurut rencana, dihadiri para pemimpin negara. Dengan dokumen ini, diharapkan ASEAN memiliki konsep dan perspektif sendiri tentang Indo-Pasifik. ASEAN, yang wilayahnya berada di tengah Indo-Pasifik, jangan sampai terjebak dalam konsep yang dikembangkan oleh pihak asing.