AFP/ AL-FURQAN MEDIA

Abu Bakar al-Baghdadi

Baghdadi mendeklarasikan berdirinya kekhalifahan Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) April 2013 dan pernah menguasai wilayah di Irak dan Suriah, seluas negara Portugal. Dalam lima tahun, Baghdadi menjalankan kekhalifahan dengan brutal dan destruktif, tetapi mampu menarik ribuan jihadis dari seluruh dunia, termasuk dari Indonesia.

Akan tetapi, pada Maret 2019, NIIS kehilangan bagian terakhir dari wilayahnya di Baghuz, Suriah. Kekalahan tersebut mendorong penampilan publik pertama Baghdadi dalam lima tahun lewat video, yang ditafsirkan sebagai upaya memperkuat kepemimpinannya dan untuk menunjukkan bahwa NIIS ada meskipun tanpa penguasaan wilayah.

Pada tahun 2017, NIIS mulai kehilangan wilayah, baik di Irak maupun Suriah. AS dibantu berbagai milisi, dan ditambah Rusia, Turki, dan Iran, terus mempersempit ruang gerak NIIS di Irak dan Suriah. Beberapa kali, Baghdadi dilaporkan tewas, tetapi baru pada akhir pekan ini pejabat AS yakin tentang operasi yang menewaskan pemimpin yang menyatukan berbagai kelompok teroris di Timur Tengah ini.

Baghdadi menjadi pemimpin jihadis di Irak dan Suriah sejak 2010. Ketika Suriah jatuh dalam perang saudara dan Pemerintah Irak mendiskriminasi kelompok Sunni, Baghdadi menggerakkan sisa-sisa Al-Qaeda untuk mengambil alih Raqqa di Suriah pada 2013 dan Mosul di Irak 2014, untuk kemudian mendeklarasikan NIIS.

BH BS**CAI**

Polisi Lebanon Abbas Msheik yang diculik oleh gerilyawan kelompok Negara Islam dan cabang al-Qaida di Suriah, Front Nusra, digendong temannya saat membopong putranya Mohammed dalam perayaan, di pusat kota Beirut, Lebanon, Desember 2015.

Ratusan warga Indonesia dilaporkan pergi ke Suriah dan Irak untuk bergabung dengan NIIS. Bahkan, dalam dua pekan terakhir ini, 50 orang yang berbaiat kepada NIIS ditangkap Polri. Sebelumnya, mereka berkali-kali menggelar aksi teror di Indonesia.

Penangkapan dan tewasnya Baghdadi tidak akan meredam aksi teror di dunia. Kita tidak bisa mengatakan pertarungan dengan NIIS telah berakhir. Apalagi, mereka dibekali ideologi dan paham monolitik bahwa yang tidak sejalan adalah musuh. Ketika NIIS terancam, Baghdadi meminta anggotanya untuk beraksi sendiri-sendiri, yang justru kian sulit diantisipasi aparat keamanan di mana pun di dunia.

Seperti di Irak, pejuang militan NIIS telah lama aktif di perdesaan, seperti di daerah gurun di Provinsi Anbar dan Ninawa, Irak. Jaringan NIIS di Suriah pun diperkirakan akan berkembang menyerupai di Irak.

Baca juga : Abu Bakar al-Baghdadi Dipastikan Tewas