Dunia usaha rintisan yang mengkhususkan diri pada persewaan ruangan atau kantor (coworking space) bakal berubah setelah kasus yang menimpa WeWork. Jorjoran dana tak bakal lagi terjadi.
Investor kini semakin berhati-hati. Mereka mempertanyakan sejumlah hal, terutama mengenai laporan keuangan. Salah satu yang dicermati para investor adalah mengenai pendapatan berkualitas. Mereka akan mempelajari secara mendalam salah satu item dalam laporan keuangan ini untuk memastikan kelanjutan investasi mereka.
Publik telah mengetahui bahwa beberapa bulan lalu WeWork batal melantai di bursa pasar publik (public market) dan publik tidak meyakini laporan keuangan perusahaan itu. Ada beberapa kejanggalan sehingga investor ragu untuk ikut berinvestasi dalam bisnis WeWork.
Setelah itu valuasi usaha rintisan ini jatuh dari 46 miliar dollar AS menjadi hanya sekitar 12 miliar dollar AS. Tak hanya itu, kabar tak sedap mulai berembus karena WeWork berencana memangkas jumlah karyawan.
Secara lebih luas publik mempertanyakan masa depan bisnis persewaan ruangan. Media Business Insider sampai membikin diskusi secara khusus tentang hal ini. Mereka mengundang beberapa perusahaan persewaan ruangan untuk mendiskusikan kecenderungan di dalam industri ini.
Beberapa perusahaan persewaan ruangan mengakui bahwa pemegang saham mulai mempertanyakan tingkat keuntungan bisnis ini. Apalagi beberapa penawaran saham perdana usaha rintisan juga tak memuaskan.
Para investor juga mempertanyakan kesigapan perusahaan persewaan ruang terkait dengan isu resesi yang bakal menghadang. Mereka mempertanyakan rencana aksi para eksekutif yang mengelola menghadapi bencana tersebut. Lebih detail lagi, jika terjadi resesi, investor mempertanyakan rencana untuk "mengecilkan" ukuran mereka karena akan terjadi penurunan permintaan ruangan, harga yang bakal turun, dan kemungkinan perang harga.
Salah satu pengelola usaha rintisan persewaan ruang mengatakan, tak perlu membandingkan usaha rintisan yang ada dengan WeWork karena ada perbedaan yang tajam. Alasannya, mereka menanam uang 50 sen dollar AS untuk mendapatkan 1 dollar AS, sementara WeWork menanam 3-4 dollar AS untuk mendapatkan 1 dollar AS.
Dari angka itu, mereka yakin ada yang tak masuk akal dengan bisnis WeWork. Mereka juga mengatakan, bisnis dengan cara-cara seperti WeWork tergolong mengerikan
CEO 36-Location Serendipity Labs Jhon Arenas, yang diajak berdiskusi dalam forum itu, juga menginformasikan bahwa kini pertemuan dengan investor lebih banyak membahas mengenai pendapatan berkualitas. Secara umum konsumen mudah sekali berpindah dari satu tempat ke tempat lain karena persaingan harga.
Apabila strategi harga rendah yang digunakan, mereka akan kewalahan. Ia lebih memilih untuk meningkatkan layanan ke konsumen. Oleh karena itu, ia terus berusaha meningkatkan kepercayaan konsumen dan jaringan, serta memecahkan masalah konsumen sebagai cara untuk mempertahankan konsumen.
Langkah ini juga dilakukan beberapa usaha rintisan di Indonesia, tidak hanya di bisnis persewaan ruangan saja. Mereka memilih cara ini karena kebijakan "bakar" uang sudah tidak lagi bisa dipertahankan. Investor telah menanyakan langkah strategis jalan bisnis usaha rintisan.
Konsumen harus diajak untuk memilih produk yang lebih bisa melayani mereka, bukan hanya karena diskon dan harga murah. Usaha rintisan sendiri berupaya keras agar layanan mereka memuaskan konsumen sehingga konsumen tetap bertahan di dalam ekosistem usaha rintisan itu.
Apabila upaya mereka untuk menghentikan strategi bakar uang berhasil, akan tecermin dalam pendapatan yang berkualitas. Beberapa eksekutif usaha rintisan selama ini masih tenggelam dalam kebijakan bakar uang sehingga mereka kadang tak melihat sisi ini. Padahal, banyak konsumen yang puas dengan layanan mereka sehingga tak lagi melirik jasa yang ditawarkan kompetitor.
Usaha rintisan perlu mengetahui konsumen yang telah sampai pada level ini. Konsumen ini tak butuh lagi soal diskon, melainkan mencari layanan yang prima. Teknologi digital pasti mampu mendeteksi konsumen dengan keadaan pada level itu.
Melihat diskusi para pengelola persewaan ruangan, maka ada kecenderungan bisnis ini akan memasuki fase komersial sehingga harga dipastikan akan naik. Di sisi lain, para pengelola akan meningkatkan layanan ke konsumen sehingga mereka bisa menahan konsumen agar tidak meninggalkan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar