Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 16 September 2013

Kekerasan Tak Selesaikan Masalah (Tajuk Rencana Kompas)

Pertempuran tentara Filipina dan gerilyawan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) terus berlanjut. Hingga Sabtu (14/9), korban tewas 53 orang.

Pertempuran di kota Zamboanga, Filipina selatan, telah memasuki hari keenam, dan belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Jumat tengah malam, Wakil Presiden Filipina Jejomar Binay telah menelepon Pemimpin MNLF Nur Misuari untuk mengupayakan gencatan senjata.

Namun, dari Jumat tengah malam hingga menjelang subuh, pertempuran besar pecah di Kasanyangan, salah satu distrik yang diduduki gerilyawan di Zamboanga. Pertempuran sporadis dilaporkan terus terjadi di distrik lain di kota Zamboanga, Sabtu pagi hingga sore.

Presiden Filipina Benigno Aquino III menyebutkan upaya kelompok MNLF itu adalah sebuah upaya "putus asa" untuk menggagalkan berbagai upaya untuk mengakhiri gerakan separatis di kawasan bergolak itu.

Pendiri dan pemimpin MNLF Nur Misuari tidak lagi dilibatkan dalam negosiasi gerilyawan dengan pemerintah. Ia menuduh pemerintah melanggar perjanjian damai 1996 dengan membuat perjanjian terpisah dengan Front Pembebasan Islam Moro (MILF), 15 Oktober 2012.

Aquino memperingatkan, pihaknya tidak akan ragu menggunakan kekuatan bersenjata untuk mengakhiri pertempuran. Juru bicara tentara Letnan Kolonel Ramon Zagala mengatakan, sekitar 3.000 anggota pasukan elite telah dikerahkan untuk memburu para gerilyawan.

Kita prihatin melihat tetap berlanjutnya kekerasan di Filipina selatan, yang telah berlangsung selama empat dasawarsa. Pengalaman di berbagai bagian dunia menunjukkan bahwa penggunaan kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah. Selain menimbulkan dendam pada pihak-pihak bertikai yang menjadi korban, penggunaan kekerasan bersenjata juga mengakibatkan pihak yang tidak tahu-menahu menjadi korban.

Memasuki hari keenam, Sabtu, korban tewas sudah mencapai 53 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 43 orang adalah gerilyawan. Selain itu, dilaporkan ada 70 orang mengalami luka-luka dan lebih dari 69.000 penduduk di desa-desa harus mengungsi.

Itu belum semua. Dilaporkan, sedikitnya 500 rumah penduduk di desa-desa telah dibakar. Para gerilyawan pun dilaporkan menyandera lebih dari 100 penduduk setempat dan menjadikan mereka sebagai perisai hidup dalam pertempuran melawan tentara.

Dalam kaitan itulah, kita berharap baik Pemerintah Filipina maupun para gerilyawan MNLF menyadari, penggunaan kekerasan tidak akan membawa kebaikan bagi siapa pun. Dan, kepada Pemerintah Filipina, dalam posisinya sebagai pengayom, sekeras mungkin mengupayakan penyelesaian damai.

(Tajuk Rencana Kompas, 16 September 2013)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger