Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 12 September 2013

Suriah Memilih Jalan Benar (Tajuk Rencana Kompas )

Suriah Memilih Jalan Benar

Ada pertanda jelas bahwa perang besar yang dikhawatirkan akan pecah di kawasan Timur Tengah tidak akan terjadi. Kita pantas bersyukur.
Pertanda itu muncul setelah Suriah bersedia menerima usulan Rusia untuk menyerahkan semua senjata kimia yang dimiliki dan dihancurkan di bawah pengawasan internasional. Presiden AS Barack Obama pun bersedia menghentikan rencananya menghukum Suriah yang dianggap menggunakan senjata kimia untuk membunuh rakyatnya sendiri: lebih dari 1.400 orang tewas. Obama juga bersedia mengikuti dan mendukung usulan Rusia.

Keputusan itu segera mengendurkan ketegangan dan sekaligus menyingkirkan kekhawatiran masyarakat internasional yang sudah membayangkan pecahnya tragedi kemanusiaan di Suriah dalam waktu dekat. Meskipun perang saudara di Suriah yang sudah menewaskan lebih dari 100.000 orang dan menyebabkan jutaan warganya mengungsi belum berakhir.

Dengan menerima dan mendukung usulan Rusia itu, AS tidak dipermalukan karena membatalkan rencana penyerangannya terhadap Suriah. Oleh karena, penyerahan dan penghancuran senjata kimia itu bisa dianggap sebagai ganti agar serangan militer tidak dilakukan. Kesediaan Suriah itu juga menjadi sebuah pengakuan bahwa Suriah benar-benar memiliki senjata kimia.

Obama, memang, dalam pidato hari Selasa lalu belum sepenuhnya menutup pintu kemungkinan untuk menyerang secara terbatas. Namun, kini kemungkinan penyelesaian krisis Suriah lewat jalan diplomasi menjadi lebih besar ketimbang lewat jalan perang. Perang, memang, semestinya baru dilakukan jika tidak ada jalan lain setelah jalan diplomasi benar-benar buntu.

Meskipun demikian, tidak mudah melaksanakan usulan Rusia itu. Beberapa kali Suriah menutup pintu untuk usaha perdamaian; beberapa kali tim perdamaian gagal. Kali ini, mereka harus menunjukkan dan menyerahkan senjata kimia yang selama ini dirahasiakan. Dalam kondisi damai saja sangat sulit, apalagi di masa perang.

Karena itu, dibutuhkan komitmen tinggi dari Damaskus untuk melaksanakan janjinya. Di sini peran Rusia, juga Iran, sangat dibutuhkan. AS pun diharapkan tetap mampu menahan diri sampai usaha damai ini bisa dilaksanakan. Tentu peran PBB sangat penting karena Suriah hanya mau menyerahkan senjata kimianya kepada Rusia dan PBB.

Pada akhirnya, kita harus mengatakan—meski belum ada hasilnya—bahwa Suriah mengambil jalan yang tepat dan benar untuk mencegah pecahnya perang besar dan jatuhnya korban manusia lebih banyak lagi. Meskipun tetap ada pihak yang tidak puas dengan pilihan itu, kita berharap ini menjadi langkah pertama mengakhiri krisis di Suriah. Langkah selanjutnya tak kalah sulitnya: membangun perdamaian dan rekonsiliasi nasional.

(Tajuk Rencana Kompas cetak, 12 September 2013)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger