Ekspresi kemarahan terlihat hampir di seluruh negeri sebagai protes terhadap Presiden Nieto yang dianggap lamban dalam mengungkap kasus penculikan dan pembunuhan para mahasiswa pada September lalu.
Gelombang kekerasan terus meningkat dengan sasaran kantor partai yang berkuasa, Partai Revolusioner Institusional (PRI), dan gedung-gedung parlemen, terutama di kawasan selatan yang menjadi lokasi penculikan.
Ancaman kekerasan dikhawatirkan semakin meluas karena aparat keamanan tampak kewalahan dalam menghadapi gelombang protes yang dimotori mahasiswa, pemuda, dan aktivis hak asasi.
Masih menjadi pertanyaan, apakah pemerintahan Presiden Nieto mampu bertahan di tengah tekanan keras atas kasus penculikan dan pembunuhan 43 mahasiswa yang dilakukan polisi bersama sindikat narkotika itu.
Presiden Nieto berusaha mengalihkan isu penculikan dan pembunuhan dengan menegaskan, pemerintahannya akan terus berfokus pada pembangunan ekonomi. Namun, pengalihan isu tersebut tak mampu meredam kemarahan, bahkan meningkatkan gelombang protes.
Pemerintah dianggap tidak serius dalam membongkar kasus penculikan 43 mahasiswa yang dilakukan polisi bersama sindikat narkotika bertopeng pada 26 September lalu di kawasan selatan negeri itu.
Kemarahan publik makin membesar setelah mahasiswa mengetahui bahwa penculikan itu dilakukan atas perintah Wali Kota Iguala, Jose Luis Abarca. Rupanya Abarca marah terhadap mahasiswa yang menentang istrinya, Ny Abarca, menjadi calon wali kota untuk menggantikannya.
Luapan kemarahan cepat meluas karena ternyata Ny Abarca merupakan anggota sindikat narkotika Guerreros Unidos, yang sangat ditakuti di Iguala dan kawasan Meksiko selatan. Setelah kasus penculikan tersiar, pasangan suami-istri Abarca menghilang sampai tertangkap pekan lalu.
Guncangan atas peristiwa penculikan ini terasa di seluruh Meksiko, bahkan negara tetangga, karena mahasiswa itu disiksa dan dimutilasi sebelum dibuang ke sungai atau ke lubang. Kehebohan kasus penculikan mahasiswa itu tidak pernah surut sekitar 1,5 bulan terakhir.
Kasus penculikan dan pembunuhan itu menyingkapkan betapa keji sindikat narkotika. Juga tidak habis pikir bagaimana pejabat dan anggota keluarga terlibat dalam perdagangan narkotika sebagai bisnis yang menggiurkan, tetapi sangat berbahaya bagi masyarakat luas.
Sudah sering disinggung, dukungan pejabat dan aparat keamanan membuat upaya memberantas narkotika menjadi semakin sulit di Amerika Latin dan juga di kawasan Afrika dan Asia.
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000010079935
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar