Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 15 November 2014

TAJUK RENCANA: Perang adalah Kegilaan (Kompas)

DENGAN sengaja, judul tulisan pendek ini mengutip pernyataan Paus Fransiskus saat mengomentari begitu banyak konflik senjata saat ini.
Pernyataan tersebut disampaikan pada pertengahan September lalu berkait dengan kondisi dunia yang diwarnai konflik senjata di berbagai belahan: di Palestina, Suriah, Irak, Afrika, dan Ukraina. Perang itu telah menjadi penyebab terjadinya pembantaian terhadap orang-orang yang tidak berdosa. Dengan kondisi seperti itu, sedikit demi sedikit, selangkah demi selangkah, dunia telah memasuki Perang Dunia III.

Apa yang dikatakan Paus itu rasanya relevan kalau kita kaitkan dengan apa yang terjadi di Ukraina saat ini. Sejak pecah krisis di Ukraina tahun lalu—bermula dengan kasus Crimea—krisis politik di negara itu berlarut-larut dan berkembang menjadi semakin kompleks setelah Rusia dan negara-negara Barat terlibat. Apalagi setelah wilayah Ukraina bagian timur bertekad untuk memisahkan diri dari Kiev dan lebih memilih Moskwa.

Usaha untuk menyelesaikan krisis politik yang merembet ke konflik bersenjata di Ukraina berulang kali dilakukan. Terakhir, September lalu disepakati gencatan senjata antara pemerintah dan kelompok separatis pro Rusia di Ukraina timur. Usaha untuk mengakhiri krisis itu juga dilakukan oleh negara-negara Barat dengan menjatuhkan sanksi tidak memberikan visa kepada sejumlah orang Rusia yang dekat dengan Presiden Vladimir Putin.

Akan tetapi—kalau kabar yang diungkapkan oleh pejabat NATO benar bahwa Rusia menggerakkan pasukan dan mesin perangnya masuk ke Ukraina—nasib gencatan senjata itu juga tak berumur panjang. Tentu saja, Moskwa menolak keras-keras berita itu; membantah bahwa telah mengintervensi Ukraina, sekalipun ada banyak "sukarelawan" Rusia yang masuk Ukraina.

Terlepas benar tidaknya berita tersebut—tentang pernyataan pejabat NATO dan bantahan Moskwa—perkembangan di Ukraina memang sangat memprihatinkan sekaligus mengkhawatirkan. Kegentingan situasi di Ukraina antara lain ditunjukkan dengan digelarnya sidang darurat Dewan Keamanan PBB: ini merupakan sidang ke-26 Dewan Keamanan PBB untuk membahas Ukraina.

Digelarnya sidang itu memberikan isyarat bahwa tidak tertutup kemungkinan pecah konflik militer secara besar-besaran di Ukraina. Tentu, keprihatinan dan kekhawatiran Dewan Keamanan PBB itu juga keprihatinan dan kekhawatiran kita bersama. Kita bisa membayangkan, betapa dahsyat pertempuran apabila benar-benar pecah. Di sana ada Rusia dan juga negara-negara NATO.

Perang hanya membawa kehancuran. Karena itu, kita berharap semua pihak bisa menahan diri.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000010101174
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger