Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 19 Desember 2014

TAJUK RENCANA: Babak Baru Hubungan AS-Kuba (Kompas)

HUBUNGAN antara Amerika Serikat dan Kuba yang membeku selama lebih dari 50 tahun, sejak awal tahun 1960-an, mulai mencair.
Presiden AS Barack Obama menegaskan, pendekatan terhadap Kuba yang digunakan Washington sudah ketinggalan zaman. Ia mengumumkan, dalam waktu dekat AS akan menormalisasi hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Kuba, negara di kawasan Karibia. Perubahan sikap AS itu disambut baik oleh Presiden Kuba Raul Castro, adik pemimpin Kuba, Fidel Castro, dalam pidato di televisi.

Perbaikan hubungan antara Washington DC dan Havana itu ditandai dengan pelepasan warga AS, Alan Gross, yang dipenjara sejak tahun 2009 di Kuba atas tuduhan melakukan kegiatan mata-mata. Hal ini diikuti Washington dengan melepaskan tiga warga Kuba yang ditahan di AS. Bukan itu saja, Obama mengungkapkan tengah mempertimbangkan untuk membuka Kedutaan Besar AS dalam beberapa bulan ke depan.

Perbaikan dalam hubungan antara AS dan Kuba itu difasilitasi oleh Kepala Gereja Katolik Paus Fransiskus lewat serangkaian pertemuan di Kanada dan Vatikan selama satu tahun terakhir.

Sesungguhnya, sejak Raul Castro menjadi Presiden Kuba pada tahun 2008 terjadi perubahan kebijakan Kuba terhadap AS. Bahkan, menurut Raul Castro, dalam berbagai kesempatan, ia telah menyatakan keinginan dan kesiapannya untuk berdialog dengan AS, dengan catatan dialog itu didasari oleh prinsip kesetaraan.

Namun, kesempatan untuk mulai berdialog dengan AS itu baru muncul lima tahun sesudahnya ketika Presiden Raul Castro bersalaman dengan Presiden Obama sewaktu menghadiri acara pemakaman Nelson Mandela, Desember 2013. Perbaikan hubungan antara AS dan Kuba kemudian diteruskan dengan difasilitasi oleh Paus Fransiskus yang berasal dari Argentina.

Semula ada perkiraan bahwa hubungan antara AS dan Kuba akan membaik saat Perang Dingin berakhir tahun 1990. Namun, perkiraan itu meleset karena permusuhan antara pemimpin Kuba, Fidel Castro, dan AS belum bisa didamaikan. Kuba dan Korea Utara merupakan dua negara yang tidak ikut tersentuh oleh perubahan besar yang terjadi sejak Perang Dingin berakhir.

Kita menyambut baik perbaikan hubungan antara AS dan Kuba, khususnya hubungan diplomatik, agar warga Kuba yang berada di AS dan di Kuba dapat berhubungan serta saling mengunjungi secara bebas.

Dan, jika Washington bersedia memenuhi permintaan Havana untuk mencabut embargo yang telah diterapkan terhadap Kuba selama 54 tahun itu, diharapkan Kuba dapat dengan cepat mengatasi ketertinggalan dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000010778044
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger