Terakhir, warga Amerika Serikat, Kayla Mueller, yang ditangkap di Aleppo, Suriah, sejak Agustus 2013. Keberadaan Kayla selama ini tidak diketahui, hingga kelompok militan Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS), pekan lalu, mengklaim Kayla tewas akibat serangan udara yang dilancarkan Jordania terhadap NIIS. Namun, keterangan itu dibantah AS. NIIS dianggap telah membunuh Kayla. Sama seperti yang dilakukan NIIS terhadap dua warga negara Jepang dan satu pilot Jordania. Dalam video yang beredar luas, diperlihatkan bagaimana dua warga Jepang itu dipenggal lehernya dan pilot Jordania dibakar hidup-hidup.
Video itu menyulut kemarahan banyak orang. Raja Abdullah II termasuk yang tersulut kemarahannya, baik sebagai Raja Jordania maupun sebagai sesama pilot. Raja Abdullah II ikut memimpin serangan udara terhadap NIIS. Presiden AS Barack Obama, Rabu (11/2), berjanji akan memburu kelompok yang bertanggung jawab atas kematian Kayla.
Suriah, yang selama ini tidak dilibatkan dalam serangan udara terhadap NIIS di wilayahnya karena memerangi kelompok oposisi Suriah, terpaksa mendukung serangan udara terhadap NIIS. Walaupun dari waktu ke waktu Suriah mengkritik koalisi yang dipimpin AS karena dalam melakukan serangan udara tidak berkoordinasi dengan Pemerintah Suriah.
Selain diserang oleh berbagai pihak, gerak-gerik NIIS dan simpatisannya di sejumlah negara pun diamati dengan saksama oleh aparat keamanan. Di Sydney, Australia, Rabu, dua pria didakwa merencanakan sebuah serangan teroris dalam waktu dekat di negara tersebut. Kedua orang itu digerebek di Fairfield, di pinggiran Sydney.
Bertambah sempitnya ruang gerak NIIS dan simpatisannya itu membuat mereka memilih pergi ke Suriah untuk bergabung dengan NIIS. Pusat Kontra Terorisme Nasional (NCTC) AS mencatat, lebih dari 20.000 orang dari sedikitnya 90 negara masuk ke Suriah. Dari jumlah itu, 3.400 datang dari negara Barat, termasuk 150 warga negara AS. Turki yang berbatasan dengan Suriah menahan 13 warga asing dan satu warga Turki yang bertujuan menyeberang ke Suriah untuk bergabung dengan NIIS.
Melihat semua perkembangan itu, diperkirakan perjuangan melawan NIIS akan membutuhkan waktu yang lama dan juga tidak mudah. Ada hal menarik yang dikatakan Pemerintah Suriah soal bagaimana mengalahkan NIIS. Pemerintah Suriah mengatakan, serangan udara tidak dapat mengalahkan NIIS kecuali koalisi bekerja sama dengan pasukan darat Suriah. Soal perlu dilakukannya serangan darat untuk mendukung serangan udara, itu sudah benar. Namun, bekerja sama dengan Suriah itu soal lain.
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000011971688
Tidak ada komentar:
Posting Komentar