Tiga bintang olahraga Perancis tewas dalam kecelakaan dua helikopter yang terjadi di kawasan terpencil di Argentina. Ketiga bintang olahraga Perancis itu adalah atlet layar terkenal Florence Arthaud (57), yang pada 1990 memecahkan rekor melintasi Atlantik Utara seorang diri; perenang Camille Muffat (25), peraih tiga medali dalam Olimpiade London 2012; dan petinju Alexis Vastine (28), peraih medali perunggu dalam Olimpiade Beijing 2008.
Ketiga bintang olahraga itu tengah mengikuti pengambilan gambar acara realitas televisi. Kedua helikopter yang terlibat dalam pengambilan gambar bertabrakan di udara dan menewaskan 10 orang yang berada di dalam kedua helikopter tersebut, termasuk ketiga bintang olahraga Perancis itu. Belum diketahui penyebab bertabrakannya kedua helikopter tersebut di udara.
Kegiatan pengambilan gambar yang seharusnya merupakan kegiatan biasa itu berubah menjadi malapetaka ketika posisi kedua helikopter tiba-tiba mendekat dan bertabrakan di udara. Tewasnya ke-10 orang yang berada di dalam helikopter tentunya meninggalkan rasa duka. Rasa duka menjadi semakin dalam karena di antara ke-10 orang yang tewas itu terdapat tiga bintang olahraga.
Menteri Olahraga Perancis Thierry Braillard dalam wawancara dengan BFM TV mengatakan, "Saya sangat berduka. Perancis kehilangan tiga bintang olahraga sekaligus." Dengan memberikan tekanan kepada tiga bintang olahraga itu, bukan berarti Braillard diskriminatif. Namun, ia hanya ingin memberikan gambaran bahwa tidak mudah mendidik, atau mengembangkan bakat, orang untuk mencapai prestasi seperti yang ditorehkan ketiga bintang olahraga tersebut. Itu sebabnya, tidak berlebihan apabila dikatakan kehilangan ketiga bintang olahraga tersebut merupakan kehilangan yang besar bagi Perancis.
Hingga saat ini, kita belum mengetahui penyebab bertabrakannya kedua helikopter tersebut. Otoritas Argentina masih menyelidiki sebab-sebab terjadinya kecelakaan.
Kecelakaan memang dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Namun, yang ingin kita ingatkan, siapa pun yang bertugas menangani orang-orang yang istimewa, perlakukanlah mereka sebagai orang-orang yang istimewa.
Dalam menangani orang-orang yang istimewa, kehati- hatian merupakan kata kunci. Jika memang kecelakaan tersebut akhirnya tidak dapat dihindari, paling tidak orang- orang itu telah berupaya menghindarinya semaksimal mungkin. Hidup mereka terlalu istimewa untuk disia-siakan.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 Maret 2015, di halaman 6 dengan judul "Kabar Duka dari Argentina".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar