Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 10 April 2015

TAJUK RENCANA: Menunggu Mega Siapkan Pengganti (Kompas)

Megawati Soekarnoputri (68) kembali dikukuhkan menjadi Ketua Umum PDI-P pada hari pertama Kongres IV PDI-P di Denpasar, Bali, Kamis (9/4).

Tidak ada yang terkejut dengan pengukuhan kembali Megawati itu mengingat sebelum Kongres IV PDI-P diselenggarakan, kader PDI-P di daerah dan pusat sepakat masih membutuhkan sosok Megawati sebagai pemersatu partai.

Sebagai Ketua Umum PDI-P, Megawati telah menunjukkan kebesaran jiwanya dengan mengajukan kader PDI-P, Joko Widodo, sebagai calon presiden (2014-2019). Padahal, pada saat itu, sebagai Ketua Umum PDI-P, Megawati bisa saja mengajukan dirinya atau menunjuk trah (garis keturunan) mantan Presiden Soekarno. Kalaupun pada saat itu Megawati mengajukan dirinya atau memilih trah Soekarno, pasti keputusannya itu didukung oleh kader PDI-P. Dengan menunjuk Jokowi sebagai calon presiden, yang kemudian terpilih menjadi presiden untuk lima tahun ke depan, Megawati telah melakukan panggilan sejarahnya.

Kini, tugas besar menanti Megawati dalam lima tahun ke depan, yaitu menyiapkan penggantinya, yang bisa menjadi sosok pemersatu partai. Selain menyiapkan penggantinya, Megawati juga harus menggunakan waktu dan wibawa yang dimilikinya untuk "mengawal" agar orang yang dipersiapkan sebagai penggantinya dapat menjalankan peran seperti yang diharapkan dari dia. Apabila Megawati tidak cepat menyiapkan penggantinya, dikhawatirkan dia tidak mempunyai cukup waktu untuk mengawalnya.

Bola ada di tangan Megawati yang memiliki hak prerogatif untuk menyusun struktur kepengurusan dewan pimpinan pusat partai untuk lima tahun ke depan. Megawati dapat memasukkan calon penggantinya dalam kepengurusan itu untuk mengujinya, apakah memiliki kemampuan untuk menggantikan sosoknya. Megawati pun dapat "membimbing" calon penggantinya sehingga benar-benar mampu menggantikannya.

Megawati dapat memilih calon penggantinya dari trah Soekarno jika dia menganggap calon itu mampu atau memiliki potensi untuk menggantikannya. Atau, bisa juga memilih calon pengganti dari luar trah Soekarno jika memang calon itu ada. Kita sungguh berharap Megawati akan menggunakan waktu lima tahun ke depan untuk mempersiapkan calon penggantinya.

Di luar itu, yang tidak kalah penting, Megawati juga harus menata hubungan yang ideal antara PDI-P dan pemerintahan Presiden Jokowi. Seperti kita ketahui, pada saat ini, hubungan antara PDI-P dan pemerintahan Jokowi kurang mulus. Hal itu diungkapkan sendiri oleh Megawati dalam pidato politiknya pada pembukaan Kongres IV PDI-P. "Pekerjaan rumah selanjutnya adalah mengatur mekanisme kerja antara pemerintah dan partai pengusungnya," kata Megawati.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 April 2015, di halaman 6 dengan judul "Menunggu Mega Siapkan Pengganti".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger