Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 02 April 2015

TAJUK RENCANA: Nuklir Iran dan Stabilitas Kawasan (Kompas)

Perundingan nuklir Iran di Lausanne, Swiss, sepakat diperpanjang satu hari karena menyisakan setidaknya tiga isu yang harus diselesaikan.

Ketiga isu itu terkait dengan waktu perlucutan, pengurangan sanksi, dan mekanisme jika Iran ingkar janji. Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov menyatakan, perundingan telah menyepakati hal-hal prinsip, tinggal ditulis dalam kesepakatan.

Bahkan, Menlu Iran Mohammad Javad Zarif menegaskan, hanya tinggal sedikit untuk mencapai kesepakatan dan berharap kesepakatan bisa dicapai hari Rabu.

Sebaliknya, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan, perundingan mencapai kemajuan yang cukup hingga batas waktu yang disepakati sebelumnya meskipun beberapa isu masih harus diselesaikan.

Menlu Perancis Laurent Fabius dan Menlu Tiongkok Wang Yi telah meninggalkan Lausanne. Fabius mengatakan segera akan kembali jika kehadirannya berguna.

Enam kekuatan dunia, AS, Inggris, Perancis, Tiongkok, Rusia, dan Jerman, menggelar perundingan untuk membatasi program nuklir Iran yang diduga ditujukan bagi pembuatan senjata nuklir, yang dibantah Iran. Jika dapat tercapai kesepakatan, PBB, AS, dan Uni Eropa akan mencabut sanksi ekonomi terhadap Iran.

Sejak awal perundingan dimulai tujuh hari lalu, tentangan keras diperlihatkan Arab Saudi, yang tidak menginginkan negara-negara Barat mencabut sanksi ekonomi terhadap Iran. Menlu Arab Saudi Pangeran Saud al-Faisal mengatakan, negara yang berunding harus mempertimbangkan kepentingan negara kawasan yang terancam atas keuntungan yang bakal diraih oleh Iran.

Tidak hanya Arab Saudi, Presiden AS Barack Obama juga menghadapi tekanan serupa dari Partai Republik di Kongres AS. Bahkan, mereka menginginkan AS memberikan sanksi tambahan bagi Iran. Arab Saudi dan negara-negara di kawasan Timur Tengah dihadapkan pada dilema.

Di satu sisi, mereka akan menghadapi kekuatan nuklir Iran jika proyek pengembangan nuklirnya tidak dihentikan. Sebaliknya, pencabutan sanksi ekonomi akan membuat Iran lebih leluasa dan memberikan kesempatan padanya untuk memperluas pengaruh di kawasan, seperti sudah terjadi di Yaman. Dengan dukungan Iran, milisi Houthi berhasil melakukan kudeta tidak berdarah terhadap Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi.

Mengurangi kemungkinan terjadinya perang nuklir sudah menjadi keprihatinan masyarakat dunia. Kita berharap, perundingan di Lausanne membawa hasil demi mengurangi risiko lebih besar.

Terkait kekhawatiran negara di kawasan Timur Tengah, keenam negara besar harus dapat menekan Iran untuk turun membantu stabilitas kawasan.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 April 2015, di halaman 6 dengan judul "Nuklir Iran dan Stabilitas Kawasan".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger