Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 11 Juli 2015

Tajuk Rencana: Tembok Tunisia untuk Cegah Teror (Kompasy

Tunisia akan bangun tembok sepanjang 186 kilometer di perbatasannya dengan Libya untuk mencegah ancaman teror dan radikalisasi.

Rencana pembangunan tembok diungkapkan oleh Perdana Menteri Tunisia Habib Essid, Rabu (8/7). Tembok yang membentang dari pantai Laut Tengah di Ras Jedir hingga pedalaman di Dhiba itu diharapkan dapat menangkal ancaman dari kelompok radikal di Libya. Bahkan, di beberapa titik di sepanjang tembok yang diharapkan selesai pada akhir 2015 ini akan didirikan pusat pengintaian.

Kita bisa berdebat panjang mengenai perlu tidaknya tembok sepanjang 186 kilometer itu dibangun. Namun, dalam empat bulan terakhir, Tunisia mengalami dua serangan berdarah.

Akhir Juni lalu, seorang mahasiswa memberondong 38 turis asing dengan tembakan senjata Kalashnikov hingga tewas di kawasan wisata pantai di Sousse. Sebelumnya, Maret lalu, 21 turis tewas dihujani tembakan yang dilepaskan oleh dua pria di Museum Nasional Bardo, Tunis, ibu kota Tunisia.

Surat kabar International New York Times mengutip beberapa pejabat setempat menyebutkan, para pelaku penembakan itu diyakini dilatih di sebuah kamp di kota Sabratha, Libya barat. Libya sejak lama diyakini menjadi tempat pelatihan bagi pemuda-pemuda yang tergabung dalam milisi radikal.

Milisi Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) mendirikan markas di wilayah barat dan timur Libya. Ada kekhawatiran 33 anak muda Tunisia berhaluan ekstrem, satu di antaranya perempuan, menghilang karena bergabung dengan milisi radikal di Libya. Warga Tunisia tidak memerlukan visa untuk berkunjung ke Libya.

Tunisia berbatasan dengan Libya sepanjang 482,8 kilometer, sementara tembok hanya dibangun antara Ras Jedir dan Dhiba sepanjang 186 kilometer yang dianggap paling rawan diterobos milisi dan penyelundup.

Kita sangat memahami bahwa pembangunan tembok sepanjang 186 kilometer di perbatasan Tunisia dengan Libya itu tidak akan serta-merta mengakhiri potensi terjadinya serangan berdarah di Tunisia.

Akan tetapi, paling tidak, dengan dibangunnya tembok di perbatasan dengan Libya, Tunisia dapat mengawasi dengan ketat, cermat, dan saksama orang yang keluar masuk wilayah negaranya. Demikian juga dengan barang-barang yang masuk ke wilayah negaranya.

Langkah itu akan dapat menekan seoptimal mungkin potensi masuknya orang-orang yang dicurigai dan juga persenjataan ke wilayah negaranya. Dengan demikian, kemungkinan akan terbunuhnya orang-orang yang tidak berdosa, seperti di masa lalu, bisa dihindari semaksimal mungkin.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 Juli 2015, di halaman 6 dengan judul "Tembok Tunisia untuk Cegah Teror".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger