Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 21 September 2015

Apalah Arti Sebuah Nama//Tanggapan Manulife//Kecewa Undian//Sosis Berbelatung (Surat Pembaca Kompas)

Apalah Arti Sebuah Nama

Radhar Panca Dahana dalam tulisannya yang berjudul "Menghina Diri Sendiri" (Kompas, 11/9) menyebut nama-nama asing yang digunakan masyarakat Indonesia (WNI). Ia tampaknya bersoal dengan nama-nama asing itu.

Menurut saya, mempersoalkan nama-nama asing terlalu berlebihan. Seperti kata William Shakespeare, "apalah arti sebuah nama", maka nama adalah hak asasi manusia untuk memberi nama anak dan atau diri sendiri.

Di sisi lain, memang tidak ada nama yang disebut nama asli Indonesia itu. Sejak zaman dulu, penduduk Indonesia dalam hal nama sudah dipengaruhi oleh nama-nama asing yang dibawa oleh orang asing ke Indonesia.

Ketika peradaban bangsa Indonesia dominan dipengaruhi Hindu, nama-nama orang Indonesia pun berbau Hindu, seperti Panca, Eka, Sila, Surya, Yudistira, Arjuna, Indra, Sukarno atau Soekarno (dari kata Su dan Karno atau Su dan Karna), Dewa, Satria, Chandra, Utama. Nama-nama itu berasal dari bahasa Sanskerta yang bukan bahasa asli Indonesia, tetapi dibawa pendatang Hindu.

Selanjutnya nama penduduk Indonesia dipengaruhi nama-nama Arab, seperti Muhammad, Taufiq, Abdullah, Ihsan, Siti, Chadijah, Ali, Sidiq, Abdurrahman, Magribi, Nur, Habibi, Isa, Khatib, dan masih banyak lagi.

Baru kemudian nama penduduk Indonesia dipengaruhi nama Barat, seperti Lukas, Wiliam, Monika. Orang Sumatera, terutama Batak, juga memakai nama asing, seperti Johnson dan Benhard, di samping nama marganya.

Nama "Indonesia" juga tidak berasal dari bahasa asli penduduk asli Indonesia, demikian pula nama Nusantara. Jadi yang namanya "Nama Asli Indonesia" itu tidak ada.

Yang ada adalah nama yang berkembang sesuai pengaruh zamannya, karena budaya suatu negara pasti tidak luput dari pengaruh asing, apalagi zaman globalisasi seperti sekarang.

Jadi, bagi saya, masalah nama tidak perlu dirisaukan.

TAUFIQ SURYASUMIRAT

Jl Citarum 37, Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok 16418

Tanggapan Manulife

Harian Kompas (30/8) memuat surat berjudul "Uang Asuransi Setelah 9 Tahun Raib". Dengan ini kami informasikan bahwa Manulife dan Bank Danamon telah menindaklanjuti pengaduan asuransi Primajasa atas nama Ibu Riyadi Fabiola.

Batalnya polis asuransi tersebut adalah akibat gagalnya pendebetan dana pembayaran premi dari rekening yang bersangkutan tiga kali berturut-turut. Akibatnya, pertanggungan menjadi batal, sebagaimana ketentuan pada sertifikat asuransi.

Kami telah berbicara dengan yang bersangkutan dan menawarkan solusinya. Ibu Riyani dapat menerima solusi ini serta memahami penjelasan kami.

Dengan demikian, pengaduan ini telah diselesaikan.

WIDANINGRUM JUSUF

Head of Customer Care Manulife Indonesia

Kecewa Undian

Tertarik iklan undian di kaleng biskuit Khong Guan—hadiah antara lain 45 pasang tiket umrah, mobil—saya pun membeli biskuit Khong Guan. Namun, setelah syarat cara pengiriman SMS diikuti dan dikirim ke 99333, ternyata jawabannya ada tiga.

1. Maaf format SMS yang Anda masukkan tidak lengkap.

2. Mohon maaf untuk saat ini sistem sedang bermasalah.

3. Maaf jawaban Anda tidak dapat diproses.

Bagaimana PT Khong Guan? Jangan-jangan ada motif lain dibalik undian berkah Lebaran.

WIDODO

Jl Al Wasliyah, Jati

Pulogadung

Sosis Berbelatung

Pada 4 September 2015 pagi, saya membeli sosis So Nice rasa rumput laut di gerai Indomaret, Jalan Parangtritis Kilometer 6, Bantul, DIY. Keesokan harinya, ketika kemasan saya buka untuk diberikan kepada anak saya yang baru berumur dua tahun, tiba-tiba belatung berjatuhan di antara robekan pembungkusnya.

Saya sangat terkejut melihat itu karena tidak menyangka sosis yang dikemas begitu rapi ternyata dagingnya sudah tidak layak konsumsi dan ada belatung hidupnya.

Mohon konsumen lain berhati-hati agar tidak mengulang pengalaman saya. Tak terbayang jika anak saya yang belum tahu apa-apa memakan produk itu.

Semoga ini menjadi perhatian bagi pihak So Nice agar kontrol kualitas diperketat demi produk pangan yang aman.

WISNU HERMAWAN

Puri Sewon Asri B-2, Sewon, Bantul

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 21 September 2015, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger