Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 21 November 2015

Tajuk Rencana: Antisipasi atas Bahaya Teror (Kompas)

Sejumlah kawasan di dunia, tidak terkecuali Asia Tenggara, diingatkan agar mengantisipasi kemungkinan ancaman bahaya serangan teroris.

Peringatan itu tergolong serius, lebih-lebih karena dalam kenyataannya, ancaman bahaya terorisme tidak surut, tetapi justru mengganas, seperti terlihat dalam tragedi serangan pekan lalu di Paris, Perancis. Tragedi Paris sebagai petaka kemanusiaan, yang menewaskan 129 orang dan mencederai 349 orang, tidak hanya mengguncang Perancis dan Eropa, tetapi juga mencekam dunia.

Perlu dikemukakan pula, ancaman bahaya terorisme merupakan fenomena global. Setiap negara dan kawasan tidak luput dari bayangan ancaman bahaya serangan teroris. Sejumlah negara Asia Tenggara, antara lain Indonesia, Filipina, dan Thailand, termasuk rawan terhadap ancaman teroris. Indonesia dan Filipina beberapa kali menjadi korban serangan teroris.

Banyak negara dan bangsa dibuat tidak berdaya oleh ancaman bahaya serangan teroris. Serangan kaum teroris umumnya dilakukan tiba-tiba dan di luar dugaan siapa pun. Tidak seperti perang, termasuk perang saudara sekalipun, yang bisa diramalkan, serangan kaum teroris selalu mengejutkan karena berlangsung tiba-tiba.

Kaum teroris bahkan cenderung memilih sasaran sipil yang dianggap lemah ketimbang sasaran militer. Pilihan itu antara lain untuk mendapat efek dramatis dan ketakutan yang mencekam. Tujuan utama aksi terorisme memang menciptakan ketakutan yang mencekam sebagaimana dimaksudkan dengan istilah teror. Aksi teror tidak untuk menciptakan ketakutan biasa, tetapi kengerian.

Kadar ketakutan mencekam semakin tinggi karena kaum teroris cenderung menggunakan metode serangan bom bunuh diri yang sulit sekali dilacak dan diantisipasi. Aksi teror pada 1960-an sampai 1980-an, seperti pembajakan pesawat dan penyanderaan, umumnya untuk menakut-nakuti saja. Namun, perkembangan dalam satu dasawarsa terakhir memperlihatkan kecenderungan penggunaan bom bunuh diri oleh kaum teroris.

Tidak habis pikir, kaum teroris begitu konyol melakukan serangan bom bunuh diri. Sampai sekarang belum dapat dijelaskan secara rasional dan memuaskan mengapa gerakan teror terus merebak dari waktu ke waktu di dunia. Sekalipun terus dikecam, organisasi teror dan ekstremis tetap saja bermunculan di berbagai belahan dunia, yang mengancam rasa aman dan kedamaian.

Atas dasar itu, kita tidak boleh lengah dan antisipasi sangat diperlukan dalam menghadapi gerakan terorisme yang semakin tertata rapi. Kerja sama internasional sangat diperlukan untuk menghadapi bahaya terorisme sebagai fenomena global yang mengancam kemanusiaan. Tanpa upaya terpadu komunitas dunia untuk mematahkannya, gerakan terorisme akan semakin berbahaya.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 21 November 2015, di halaman 6 dengan judul "Antisipasi atas Bahaya Teror".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger