Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 30 November 2015

Tajuk Rencana: Jangan Terpikat Radikalisme (Kompas)

Dalam kunjungan ke Kenya, Uganda, dan Republik Afrika Tengah, Paus Fransiskus mengimbau anak-anak muda agar tidak terpikat radikalisme.

Paus menegaskan, dirinya tidak ingin anak-anak muda meninggalkan teman-teman, suku, dan negara mereka. Mereka meninggalkan kehidupannya untuk membunuh sesama manusia. "Yang harus kita lakukan untuk menghentikan orang muda dari perekrutan adalah dengan memberi mereka pendidikan dan pekerjaan. Jika anak muda tidak mempunyai pekerjaan, masa depan seperti apa yang menunggu mereka," ujar Paus.

Menurut Paus, di hadapan kita telah menanti bahaya sosial yang diakibatkan oleh sistem internasional yang tidak adil, yang tidak dipusatkan pada manusia, tetapi pada uang. Dalam kaitan itu pulalah Paus mengecam keras kelompok elite kaya Kenya yang terus-menerus menumpuk kekayaan dan mengabaikan orang-orang miskin.

Kita sangat setuju terhadap perkataan Paus, masa depan yang suram dapat menjadi lahan yang subur bagi radikalisme. Itu sebabnya, kita mendukung penegasan Paus akan pentingnya pendidikan dan jaminan mendapatkan pekerjaan bagi anak-anak muda agar terhindar dari radikalisme.

Selain meminta untuk tidak terpikat radikalisme, dalam kunjungannya ke tiga negara Afrika itu, Paus juga meminta masyarakat tidak terpikat oleh manisnya korupsi. Paus sengaja mendatangi daerah-daerah kumuh untuk menunjukkan keberpihakannya kepada kaum miskin yang terpinggirkan. Dalam pidatonya, ia berkali-kali menyebutkan soal kemiskinan dan ketidakadilan.

Bahkan, Minggu, Paus mengambil risiko dengan mengunjungi Republik Afrika Tengah yang terbelah dua oleh konflik antara kelompok Muslim dan Kristen yang dipicu kudeta tahun 2013. Di ibu kota Republik Afrika Tengah, Bangui, Paus berharap pemilihan umum mendatang dapat berjalan secara damai dan memulai "Bab Baru" di negara itu. "Saya datang pertama kali ke negara ini sebagai peziarah perdamaian dan rasul pembawa harapan," ujarnya.

Ada banyak pesan baik yang dibawa Paus Fransiskus ke Kenya, Uganda, dan Republik Afrika Tengah, tetapi kita juga mengetahui bahwa perubahan di negara-negara itu tidak terjadi hanya dengan satu kali kunjungan. Diperlukan waktu lama untuk itu. Akan tetapi, kita yakin bahwa kunjungan itu akan diingat, apalagi Paus mengambil risiko yang besar untuk berkunjung ke sana. Kita berharap kunjungan Paus itu akan terus diingat, demikian juga dengan pesan-pesan baik yang dibawanya.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 November 2015, di halaman 6 dengan judul "Jangan Terpikat Radikalisme".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger