Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 12 Maret 2016

INVESTASI: Membangun Portofolio (ADLER HAYMANS MANURUNG)

Pertanyaan yang muncul kepada penulis, bagaimana alokasi aset ketika posisi padamid-career? Saham-saham bagaimana yang dapat dibeli? Obligasi apa saja yang bisa dibeli? Tulisan ini merupakan sambungan dari tulisan dua minggu lalu karena mid-career merupakan lanjutan seseorang dari mulai bekerja sampai umur 35 tahun.

Jika ingin lebih paham, setelah membaca tulisan ini, perlu membaca tulisan dua minggu lalu yang bisa dibuka melalui Kompas.com. Kali ini, uraian berfokus pada seseorang dengan mid-career, yakni seseorang pada rentang umur 35 tahun sampai dengan 50 tahun.

Pada rentang umur itu, karier seseorang sedang meningkat dan ada yang sudah mencapai posisi direktur dan minimum sudah mempunyai anak buah atau manajer. Volume pekerjaan sudah dalam posisi cukup tinggi dan juga kemampuan mengelola staf. Pada sisi lain, dalam kehidupan rumah tangga, umumnya anak sedang sekolah dengan kebutuhan dana lebih besar dibandingkan dengan posisi pada waktu muda. Akibatnya, pada kelompok ini, tujuan jangka pendek ialah bagaimana bisa menghidupi keluarga dan tujuan jangka panjang ialah membangun portofolio yang telah dilakukan sebelumnya untuk kepentingan pensiun.

Pengeluaran yang cukup besar misalnya pada keluarga yang harus membayar uang sekolah dan aktivitas anak-anak. Keluarga sangat ketakutan akan masa depan anak-anaknya sehingga segala sesuatu dilakukan untuk kepentingan masa depan anak.

Biaya sekolah kelihatan seperti tidak menjadi persoalan walaupun telah dianggap sebagai pengeluaran sehari-hari. Belum lagi saat anak-anak liburan sekolah, mereka harus diajak berlibur karena anak-anaknya cerita mengenai temannya yang akan berlibur ke tempat lain. Bahkan, liburan keluarga ditentukan oleh anak-anak karena anak-anak mendengar cerita tentang pergi ke tempat tertentu.

Pada posisi ini, keluarga harus pintar-pintar memilih tempat liburan walaupun tidak cukup lama (satu sampai tiga hari). Jika dilakukan perhitungan, keluarga harus membuat liburan pendek pada periode Desember (liburan Natal) dan liburan panjang pada periode kenaikan kelas dan anak libur selama satu bulan lebih. Belum lagi adanya periode Lebaran dan biasanya anak juga meminta liburan. Akibatnya, untuk liburan diperlukan dana cukup besar agar anak-anak mempunyai pengalaman baik dan bisa bercerita kepada teman-temannya.

Oleh karena itu, periode ini dapat disebut tahapan konsolidasi. Adapun tahap sebelumnya disebut tahapan akumulasi. Artinya, seseorang mengalami siklus kehidupan yang semakin berumur dan diperlukan konsolidasi, termasuk atas investasi.

Berdasarkan uraian tersebut, keluarga harus mengubah alokasi aset dari alokasi aset yang dirancang pada umur mulai kerja sampai umur 35 tahun. Pada periode sebelumnya, alokasi aset hampir semuanya pada saham. Namun, pada periode atau tahap ini, alokasi aset berubah dengan menurunkan alokasi aset saham menuju 50 persen secara perlahan-lahan pada saat mencapai umur 50 tahun. Penurunan alokasi aset ini ditujukan agar ada yang masuk atau sering disebut reguler pendapatan untuk membantu pendapatan dari gaji yang diperoleh. Alokasi aset ini tidak perlu diubah secara drastis atau tetap seperti pada periode tahap akumulasi karena gaji yang diterima sudah mencukupi, tetapi perlu hati-hati karena fluktuasi saham sangat tinggi.

Melakukan perubahan alokasi aset sekitar 20 persen pada aset berpendapatan tetap (seperti obligasi atau deposito) sangat perlu. Gaji yang mencukupi, jika posisi sudah mengalami peningkatan, dikarenakan posisi kerja sudah meroket. Penentuan alokasi aset ini penting karena 91 persen hasil investasi yang dicapai dikarenakan alokasi aset. Inti dari perubahan alokasi aset ini untuk menyeimbangkan investasi. Jika investasi pada saham turun, masih ada hasil yang datang dari aset berpendapatan tetap.

Selanjutnya, setelah menentukan besaran alokasi aset, sebagian saham yang sudah diinvestasikan harus dijual untuk digantikan aset berpendapatan tetap atau obligasi. Saham yang dijual adalah saham yang dianggap sudah tidak bertumbuh, tetapi telah memberikan tingkat pengembalian yang baik pada kumpulan portofolio sebelumnya.

Pada saat ini juga, perubahan strategi investasi pada saham harus diubah. Saham-saham yang berfluktuasi tinggi tidak perlu lagi banyak. Adapun sahamblue chips umumnya sangat dibutuhkan. Kepentingan membuat alokasi pada saham yang berfluktuasi ialah untuk mendapatkan tingkat pengembalian tinggi dalam jangka waktu pendek. Investasi saham kecil yang berfluktuasi tinggi dengan fundamental baik tidak perlu terlalu lama karena bisa membuat persoalan nilai aset investasi di masa mendatang. Oleh karena itu, keseimbangan kembali (rebalancing) perlu dilakukan agar hasil yang diinginkan bisa tercapai dan tidak memberikan dampak negatif.

Kemudian, investasi pada obligasi perlu juga melakukan alokasi aset atas dana yang sudah dialokasikan ke aset berpendapatan tetap. Pertama-tama yang harus diperhatikan adalah risiko yang akan dapat diterima oleh pekerjamid-career. Harus selalu dipahami bahwa tingkat pengembalian obligasi adalah obligasi pemerintah selalu lebih kecil daripada obligasi swasta, tetapi risiko obligasi pemerintah cukup kecil, bahkan sering disebut nol.

Obligasi swasta mempunyai likuiditas yang kecil dibandingkan dengan obligasi pemerintah karena banyak manajer investasi menahan obligasi swasta. Alokasi investasi obligasi ini dapat dilakukan dengan besaran obligasi swasta dan pemerintah sama besar. Namun, pekerja mid-career harus menyeleksi obligasi swasta yang risikonya cukup kecil. Pengenalan fundamental perusahaan swasta yang menerbitkan obligasi diperlukan. Jika pekerja mid-career tidak mengenal atau memahami betul fundamental, tidak perlu membelinya. Pekerja mid-careerjuga perlu melakukan jual dan beli atas obligasi pemerintah untuk disesuaikan dengan tingkat bunga. Selamat berinvestasi.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 Maret 2016, di halaman 25 dengan judul "Membangun Portofolio".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger