Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 09 April 2016

TAJUK RENCANA: Korupsi dan Pemakzulan di Brasil (Kompas)

Panggung politik Brasil, negara terbesar di Amerika Selatan, sedang terguncang oleh upaya pemakzulan Presiden Dilma Rousseff.

Posisi Rousseff, perempuan pemimpin pertama Brasil yang berkuasa sejak 2011, digambarkan sudah berada di ujung tanduk. Hitungan surut atas era kekuasaannya seperti sudah dimulai. Upaya pemakzulan Rousseff semula hanya menjadi gosip politik, tetapi tiba-tiba berkembang dramatis setelah Komisi Khusus Pemakzulan DPR menemukan bukti awal penyelewengan uang negara.

Ketegangan cenderung memuncak menjelang sidang DPR awal pekan depan, yang diagendakan sebagai awal proses pemakzulan Rousseff (68) atas dugaan kasus korupsi. Rousseff dituduh melakukan rekayasa pembukuan anggaran pendapatan dan anggaran belanja negara 2014 untuk kepentingan pengumpulan dana agar terpilih kembali menjadi presiden.

Berbagai kalangan mengapresiasi upaya DPR karena dianggap menjalankan fungsi kontrol atas manajemen pemerintahan Brasil, yang memang terkenal rawan melakukan korupsi. Ancaman korupsi di Brasil tergolong serius. Tidak kurang dari mantan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva, yang dikenal secara global sangat populis, terjerat kasus korupsi. Lula yang menjadi pendahulu dan mentor Rousseff disebut-sebut menerima suap berupa rumah mewah dari perusahaan minyak milik negara, Petrobras.

Kasus korupsi Lula, yang relatif kecil dibandingkan dengan sejumlah politisi lain di negeri itu, telah mencoreng citranya meski tetap dikenang sebagai pemimpin yang berjasa dalam mengurangi kemiskinan dan berkontribusi dalam menjadikan Brasil sebagai kekuatan ekonomi terbesar ketujuh di dunia.

Sementara citra Rousseff praktis merosot tajam. Lebih-lebih karena perekonomian Brasil cenderung kedodoran sejak dia berkuasa tahun 2011 meski pelambatan itu juga dipengaruhi kelesuan perekonomian global. Kredibilitas Rousseff semakin surut setelah terungkap kasus rekayasa pembukuan, yang mengakibatkan defisit anggaran menjadi berkepanjangan.

Nasib pemerintahan Rousseff tampaknya akan ditentukan dalam beberapa pekan ke depan. Hasil sidang DPR awal pekan depan akan menjadi rekomendasi untuk proses pemungutan suara di Senat tentang pemakzulan. Jika dua pertiga anggota Senat menyetujui pemakzulan, Rousseff harus meletakkan jabatan pada Mei mendatang.

Upaya pemakzulan Rousseff menjadi peringatan keras bagi para politisi yang korup. Arus balik memang sedang terjadi dalam kampanye melawan praktik korupsi di kalangan penguasa. Lebih mengesankan lagi DPR Brasil berada di garis depan dalam melawan korupsi di kalangan eksekutif, dan tidak membiarkan diri lagi menjadi bagian dari sumber persoalan korupsi.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 April 2016, di halaman 6 dengan judul "Korupsi dan Pemakzulan di Brasil".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger