Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 20 Juni 2016

TAJUK RENCANA: BRIsat dan Kemajuan Bangsa (Kompas)

Indonesia—dalam impitan masalah—ternyata tidak henti melahirkan terobosan. Minggu (19/6), kita menyaksikan peluncuran satelit Bank BRI.

Peluncuran satelit Bank BRI yang diberi nama BRIsat kita garis bawahi karena sejumlah alasan. Pertama, dengan BRIsat, kita melanjutkan tradisi sebagai bangsa yang punya visi dan berdiri di depan dalam kepeloporan. Di dekade 1970-an, Indonesia menjadi negara ketiga di dunia yang mengoperasikan satelit komunikasi setelah Kanada dan Amerika Serikat. Tahun ini, BRI menjadi bank pertama di dunia yang mengoperasikan satelitnya sendiri.

Satelit adalah salah satu wujud teknologi canggih. BRIsat sama dengan Palapa, beroperasi di ketinggian hampir 36.000 kilometer di atas permukaan Bumi, dan selama bertahun-tahun setia melayani sang empunya untuk berbagai keperluan, mulai dari percakapan telepon, meneruskan siaran televisi, hingga melancarkan fasilitas perbankan.

Melalui pemanfaatan Palapa dan kini BRIsat, Indonesia berusaha memajukan bangsa. Dulu dengan mendekatkan warga bangsa melalui kemudahan berkomunikasi jarak jauh, kini menyediakan fasilitas layanan keuangan yang andal. Layanan keuangan yang bisa diakses oleh sebanyak mungkin warga bangsa sangat penting.

Jika ada akses keuangan, modal usaha mikro bisa ditambah, dan yang belum ada akses bisa difasilitasi. Pada gilirannya, ekonomi akan hidup di wilayah terpencil, yang sekarang ini tidak sedikit yang masih belum punya akses keuangan. Inklusi keuangan menjadi mendesak karena ada ketimpangan di sana. Di luar inklusi keuangan, dari BRIsat juga bisa kita petik pelajaran, bangsa maju terus menggeluti teknologi canggih. Kapasitas dan keandalan satelit terus berkembang, demikian pula dengan roket peluncurnya.

Dewasa ini kita baru belajar merambah dunia pembuatan satelit dengan upaya Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional membuat satelit riset. Padahal, dari sisi komunikasi antarwarga, dan kini komunikasi data besar, dan terakhir keuangan, kita akan semakin membutuhkan jasa satelit, seperti diperlihatkan oleh terus meningkatnya jumlah kebutuhan akan transponder satelit.

Adapun tentang peroketannya, kita harus memberikan perhatian dan mencurahkan usaha meski di dunia kini berdiri rezim pembatas pengembangan teknologi sifat ganda ini (sipil dan militer), yakni Missile Technology Control Regime.

Dari BRIsat kita diingatkan sedikitnya dua hal. Pertama, untuk terus menyimak pemanfaatan teknologi maju untuk kemajuan bangsa. Kedua, pemanfaatan teknologi maju seyogianya terus mengilhami orang muda Indonesia untuk menggelutinya, dan mengupayakan menguasainya, agar kita tidak selamanya menjadi konsumen.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 20 Juni 2016, di halaman 6 dengan judul "BRIsat dan Kemajuan Bangsa".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger