Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 30 Juli 2016

TAJUK RENCANA: Golkar Menggapai Pilpres (Kompas)

Banyak agenda penting dalam Rapimnas Partai Golkar, tetapi salah satu yang penting tentang pencalonan Presiden Joko Widodo untuk Pilpres 2019.

Tak begitu jelas apa urgensi deklarasi dukungan pencalonan presiden tahun 2019, tetapi Golkar terkesan tidak sabar untuk melakukan antisipasi, sementara era pemerintahan hasil Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 belum dilalui setengahnya. Mungkin saja ada yang berpendapat, periode menuju Pilpres 2019 tidak lama lagi, lebih-lebih karena waktu berjalan sangat cepat, lari tunggang langgang,tempus fugit, bahkan terbang, time flies.

Jika waktu memang berlari tunggang langgang, tantangan terbesar justru bagaimana berkejaran dengan waktu dalam membereskan sejumlah persoalan bangsa, terutama dalam bidang kesejahteraan, sebelum menggapai Pilpres 2019. Tidaklah mengherankan jika publik mengharapkan para pemangku kepentingan, termasuk partai politik seperti Partai Golkar, semakin fokus pada upaya bersama dalam mengurangi kesenjangan ekonomi, menekan angka kemiskinan dan pengangguran.

Puluhan juta rakyat Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan, yang semestinya menjadi kerisauan dalam perpolitikan nasional. Atas dasar itu, banyak orang bertanya-tanya mengapa hasil Rapimnas Golkar pekan ini memprioritas Pilpres 2019, dan terkesan tidak menyentuh sejumlah persoalan pelik yang sedang dihadapi masyarakat. Kesan seperti itu belum tentu benar karena Golkar sebagai salah satu partai besar diyakini memiliki komitmen besar dalam upaya mendorong kemajuan bangsa dan negara Indonesia yang hampir 71 tahun merdeka.

Sesuai dengan era keterbukaan, Golkar memang diharapkan mengekspresikan secara jelas sejumlah agenda perjuangannya, tidak hanya dalam bidang politik, tetapi terutama dalam bidang ekonomi. Jika tidak dipaparkan secara jelas, publik akan cenderung menerka-nerka. Lebih memprihatinkan lagi jika sampai timbul kesan, partai politik, seperti Golkar, menjalankan agenda yang jauh dari kebutuhan mendesak masyarakat.

Golkar, misalnya, sudah membahas Pilpres 2019, sementara rakyat masih bergulat setiap hari dengan harga-harga yang tinggi. Pilpres 2019 sangatlah penting, tetapi jauh lebih penting saat ini bagaimana Golkar bersama kekuatan sosial politik lain menggerakkan semua komponen bangsa untuk mempercepat proses pembangunan yang memihak rakyat kecil, option for the poor.

Jeritan kemiskinan, the crying poverty,masih terdengar sangat jelas. Puluhan juta rakyat Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan. Kesenjangan sosial ekonomi dan ketimpangan pembangunan antara Indonesia timur dan barat masih mengundang keprihatinan.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 Juli 2016, di halaman 6 dengan judul "Golkar Menggapai Pilpres".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger