Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 23 Juli 2016

TAJUK RENCANA: Penentuan bagi PM Najib Razak (Kompas)

Kasus penggelapan dana 1Malaysia Development Berhad, lembaga dana investasi Pemerintah Malaysia, mulai dipersoalkan di Amerika Serikat.

Jaksa Agung Amerika Serikat Loretta Lynch menyebutkan, bukti-bukti menunjukkan adanya penggelapan dana dalam jumlah yang sangat besar. Itu sebabnya, Rabu (20/7), otoritas Amerika Serikat bergerak untuk menyita aset dengan nilai lebih dari 1 miliar dollar AS, yang berhubungan dengan dana 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

Nama Perdana Menteri Malaysia Najib Razak tidak disebut dalam dokumen, hanya disebutkan, dana jutaan dollar AS mengalir kepada seseorang yang disebut sebagai Pejabat Malaysia 1. Lembaga dana investasi Pemerintah Malaysia (1MDB) itu didirikan atas prakarsa PM Najib Razak pada tahun 2009, dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian Malaysia.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir nama 1MDB selalu dikaitkan dengan penggelapan dana yang disebut-sebut mengalir ke rekening pribadi PM Najib atau keluarganya. Namun, PM Najib secara konsisten membantah bahwa dirinya telah melakukan kesalahan.

Apa yang terjadi di Amerika Serikat itu menarik untuk diikuti dengan saksama karena tuduhan yang sama juga bergulir di Malaysia dalam beberapa tahun terakhir. Namun, PM Najib seperti tak tersentuh. Apalagi Jaksa Agung Malaysia awal tahun ini menyatakan, tidak ada bukti yang memperlihatkan adanya penggelapan dana 1MDB. Hal yang sama ditegaskan Jaksa Agung Malaysia yang baru, Mohamad Apandi, Kamis lalu.

Namun, banyak kalangan yakin bahwa penggelapan dana itu terjadi, dan mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad berdiri di barisan terdepan. Mereka menuntut agar Pemerintah Malaysia membentuk komisi independen untuk menyelidiki dugaan korupsi itu, oleh karena curiga adanya "tangan-tangan tak terlihat" yang bermain sehingga membuat bukti-bukti penggelapan dana yang selama ini dituduhkan berguguran. Bahkan, dana yang mengalir ke rekening Najib disebut sebagai sumbangan keluarga Kerajaan Arab Saudi, dan hal itu dibenarkan oleh Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir. Pertanyaannya, mengapa dan untuk apa PM Najib menerima dana sebesar itu dari seseorang di negara lain, di rekening pribadinya?

Kini, proses penyelidikan penggelapan itu dilakukan oleh negara ketiga, Amerika Serikat, sehingga menyulitkan bagi "tangan-tangan yang tidak terlihat" itu untuk bermain. Itu sebabnya, seperti yang telah disebutkan di atas, apa yang terjadi di Amerika Serikat ini menarik untuk diikuti dengan saksama.

Bagi PM Najib pun ini adalah suatu titik penentuan yang harus disyukuri jika ia tidak bersalah seperti yang selama ini konsisten dikatakannya, atau ia harus bertanggung jawab jika ia memang melakukan kesalahan.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 Juli 2016, di halaman 6 dengan judul "Penentuan bagi PM Najib Razak".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger