Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 16 Agustus 2016

TAJUK RENCANA: Penjahat Narkoba Itu Juga Manusia (Kompas)

PEMERINTAH FILIPINA, MINGGU— (14/8), berjanji akan menyelidiki laporan soal banyaknya pembunuhan di luar pengadilan yang terjadi di negeri itu.

Janji Pemerintah Filipina itu dilontarkan setelah Pemerintah Amerika Serikat, Jumat lalu, memperingatkan akan mempertimbangkan untuk menghentikan bantuan militer kepada Filipina terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di negara tersebut. Media melaporkan, sejak Presiden Filipina Rodrigo Duterte menang dalam pemilihan umum bulan Mei 2016, hampir 1.000 orang yang terkait dengan narkoba dibunuh.

Digambarkan, pembunuhan itu dikaitkan dengan tekad yang diucapkan Duterte dalam kampanyenya bahwa ia akan membunuh puluhan ribu penjahat narkoba di Filipina. Kepolisian Filipina menyebutkan, mereka telah menewaskan sekitar 550 orang dari hampir 8.000 tersangka kasus narkoba yang ditahan sejak pemilu Mei lalu.

Yang paling kita prihatinkan adalah sebagian besar pembunuhan itu dilakukan tanpa melalui proses pengadilan atau di luar pengadilan. Itu sebabnya, kita dapat mengerti keprihatinan Pemerintah AS, yang disuarakan oleh Kedutaan Besar AS untuk Filipina.

"Kami sangat prihatin atas laporan terkait pembunuhan di luar pengadilan terhadap individu yang diduga terlibat dalam perdagangan narkoba di Filipina. Kami mendesak Filipina untuk memastikan upaya penegakan hukum yang konsisten dengan kewajiban perlindungan HAM," demikian isi pernyataan Kedubes AS di Manila.

Sama seperti AS, kita pun berharap agar pembunuhan di luar pengadilan itu segera dihentikan. Dan, kita meminta agar semua individu yang terlibat dengan perdagangan dan peredaran narkoba itu diajukan ke pengadilan.

Kita gembira bahwa Pemerintah Filipina berjanji akan segera menyelidiki banyaknya pembunuhan di luar pengadilan yang terjadi. Dan, kita berharap, penyelidikan oleh Pemerintah Filipina itu dilakukan karena Manila menganggap pembunuhan di luar pengadilan tersebut tidak dapat diterima dan bukan karena diperingatkan oleh Washington DC.

Memang individu-individu yang terlibat dengan perdagangan dan peredaran narkoba itu adalah penjahat, tetapi pada saat yang sama mereka juga adalah manusia. Oleh karena itu, mereka layak diperlakukan sebagai manusia. Hak-hak asasi mereka sebagai manusia tetap harus dilindungi.

Adalah menjadi kewajiban bagi pemerintah di negara mana pun untuk membasmi narkoba, tidak terkecuali Filipina. Namun, pembasmiannya harus dilakukan sesuai dengan hukum yang berlaku di negara masing-masing. Dalam menangani individu-individu yang terlibat dengan perdagangan dan peredaran narkoba, penerapan hak asasi manusia perlu dikedepankan.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 Agustus 2016, di halaman 6 dengan judul "Penjahat Narkoba Itu Juga Manusia".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger