Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 09 September 2016

Gaji Ke-14//Tiket Lansia//Harga Perawatan (Surat Pembaca Kompas)

Gaji Ke-14

Sehabis Idul Fitri, para pensiunan pegawai negeri sipil/TNI/Polri (PPNS) saling mencari informasi tentang ada tidaknya gaji ke-14. Ibarat pungguk merindukan bulan, "bulan" (baca: gaji) yang dinanti tak kunjung tiba.

PPNS yakin, apa yang didapat PNS aktif juga diterima para PPNS, kecuali tunjangan jabatan, tunjangan khusus, dan remunerasi. Hingga kini, PPNS baru menerima gaji ke-13 yang dibayarkan pada 1 Juli 2016. Lalu, bagaimana dengan gaji ke-14?

Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB) Yuddy Chrisnandi dalam beberapa kesempatan mengatakan bahwa gaji ke-14 sebagai pengganti kenaikan gaji PNS tahun 2016 yang ditiadakan dialokasikan untuk membantu memenuhi kebutuhan pokok masyarakat saat merayakan Idul Fitri. Mekanisme pencairan gaji ke-14 sama persis dengan mekanisme pencairan gaji ke-13, besarannya satu kali dari gaji pokok.

Dijelaskan, gaji ke-14 atau tunjangan hari raya (THR) dicairkan pada 1 Juli 2016, sedangkan gaji ke-13 cair kemudian untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak- anak aparatur negara.

Menteri Keuangan, ketika itu, Bambang Brodjonegoro dalam rapat pembahasan nota keuangan dan RAPBN Tahun 2016 dengan DPR tanggal 14 Agustus 2015 di DPR mengungkapkan bahwa PNS dan PPNS akan mendapat gaji ke-14. Besaran gaji ke-14 untuk PNS 100 persen dari gaji pokok dan PPNS 50 persen dari pensiun pokok.

PPNS adalah orang-orang yang pernah berjasa, mengabdikan sebagian besar hidupnya sebagai abdi negara ataupun penemu, pembentuk, dan tata laksana sistem ragam kebijakan pembangunan demi kesejahteraan rakyat.

Memuliakan PPNS mendorong semangat PNS untuk memberikan yang terbaik karena yakin pada akhir pengabdiannya pemerintah memperhatikan kesejahteraannya. Ingat "jas merah", jangan sekali-sekali melupakan sejarah!

ZULKIFLY SH, PONDOK PEKAYON INDAH, BEKASI

Tiket Lansia

Sebagaimana diketahui bahwa pembelian tiket kereta api secara daring (online) saat ini hanya menyajikan pilihan dewasa (>3 tahun) dan infant (<3 tahun). Tidak ada pilihan untuk lansia (KTP seumur hidup).

Alangkah baiknya apabila dalam laman pembelian tiket daring juga dapat diakomodasi pilihan untuk lansia. Hal ini akan memudahkan kami untuk tidak harus datang ke loket di stasiun menyerahkan fotokopi KTP guna mendapatkan harga diskon.

Semoga usulan kami ini mendapat tanggapan positif PT KAI sebagai penyelenggara moda transportasi kereta api. Kami yakin PT KAI yang semakin baik menyelenggarakan layanan kereta api juga ikhlas memberikan diskon bagi kaum lansia.

HENKY SIDHARTA, KOMPLEKS BILLY & MOON, PONDOK KELAPA, JAKARTA TIMUR

Harga Perawatan

Tanggal 23 Agustus 2016, bayi saya yang baru berumur beberapa hari harus rawat inap di Rumah Sakit Hermina Bogor karena sakit kuning. Informasi ruang "Perina+Blue Light" dalam surat yang saya tanda tangani menyebut biaya Rp 559.000. Berhubung bayi kenalan kami bulan sebelumnya masuk Perina di RS Hermina Ciputat, kami berasumsi harga perawatan mestinya sama.

Nyatanya, setelah tiga hari dirawat, tagihan inkubator dan blue light yang membuat shock. Ternyata, biaya belum termasuk inkubator dan blue light, padahal bayi kami memerlukan dua.

Tagihan itu beda dengan RS Hermina Ciputat. Padahal, di formulir yang saya tanda tangani jelas tercantum tulisan Perina+Blue Light dan harganya Rp 559.000. Asumsinya, blue light sudah termasuk di paket.

Dari saat komplain hingga sekarang, formulir yang saya tanda tangani itu tak bisa saya dapatkan dan semua lempar tanggung jawab. Dari administrasi, dokter, hingga perawat Perina.

Akhirnya, kami harus pulang dengan membayar biaya tambahan untuk inkubator, infus, dan blue light hingga dua per hari. Sungguh memeras pasien.

Pertanyaan saya, adakah kutak-katik harga di RS Hermina Bogor? Bukankah dalam konsep franchise seharusnya adanya aturan standar yang diikuti?

RS Hermina Bogor selalu beralasan berbeda manajemen. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Jika memang berbeda, kesimpulan saya berhati-hatilah agar kantong Anda tidak terkuras.

UNGGUL SAGENA, JALAN P SOGIRI, PERUM TAMAN KENARI, BOGOR, 16155

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 September 2016, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger