Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 23 September 2016

Uji Nuklir Korea Utara//Bagasi Hilang//Kartu Kredit Bobol (Surat Pembaca Kompas)

Uji Nuklir Korea Utara

Membaca berita di harian Kompas edisi Sabtu (10/9) mengenai "Korut Tak Kapok Uji Nuklir", kami terpaksa menahan diri tidak tertawa. Korut bukan hanya tidak kapok, tetapi di tengah hujan kecaman dunia ia justru berkata lantang, "Wij zijn niet bang voor woorden". Artinya, "Persetan dengan ancaman kalian".

Kami berpendapat bahwa pihak Korut sedang mencobai batas kesabaran pihak Barat dan dunia. Mungkin sekali Korut diam-diam sedang berharap agar kesabaran Barat sudah di ambang pintu. Jangan lupa bahwa Korea: It was no enduring peace, but only a true of uncertain duration.

Sebenarnya yang sedang diuji batas kesabarannya bukan hanya Barat, melainkan pihak Korea Utara sendiri. Sudah berapa kali dipancing dengan percobaan nuklir kok pihak Barat masih saja "NATO", no action talk only.

Jika sampai meletus perang Korea lagi, dapatlah dipastikan sifatnya akan jauh berbeda dengan perang pada tahun 1950-an. "In waging a war it is not right that matters but victory. The Victor will not be questioned". Begitu kata Hitler. Apakah kata-kata ini akan menjadi isyarat pembenaran penggunaan senjata nuklir?

Semoga Tuhan mencegahnya.

ADI SOEBAGJO, JALAN SANGKURIANG C-3, BANDUNG

Bagasi Hilang

Saya terbang dengan AirAsia dari Bangkok menuju Jakarta pada Rabu (3/8/2016) pukul 20.15, kode booking QZ32VK dan nomor penerbangan QZ 253.

Dari Bandara Don Muang, Bangkok, saya beserta keluarga (total 7 orang) check-inbagasi sejumlah 10 koper dan 2 kardus. Kardus seberat 5 kg dan 3 kg tersebut berisi madu, royal jelly, dan bee pollenyang khusus saya beli di pabrik Thep Prasit, Pattaya, Thailand, karena tidak dijual di Indonesia. Semua produk itu untuk suami saya.

Sampai di Bandara Soekarno- Hatta, Jakarta, dua kardus yang berisi madu tidak ada. Kami melaporkan hal ini ke bagian Lost and Found, ditangani Bapak Arifin dan Bapak Rio. Komplain kami langsung dibuatkan laporan di komputer dan kami dijanjikan masa pencarian hingga 14 hari.

Dalam kurun waktu tersebut, kami beberapa kali menghubungi nomor yang diberikan Bapak Rio karena royal jellytidak dapat bertahan lebih dari dua minggu dalam suhu ruangan. Apabila kami harus menunggu sampai 14 hari baru mendapat kabar, itu sudah terlambat. Kami juga sudah tiga kali datang ke bandara, jawaban yang diberikan sama: bagasi belum ditemukan.

Akhirnya kami meminta melihat rekaman CCTV. Tanggal 20 Agustus 2016, kami menuju Menara 600 Angkasa Pura dengan ditemani Bapak Rio untuk melihat rekaman CCTV. Namun, rekaman tersebut sudah dihapus sistem. Petugas CCTV mengatakan, karena tidak ada permintaan untuk menyimpan rekaman tersebut, otomatis rekaman akan terhapus apabila sudah lewat 14 hari. Kami sangat menyesalkan, mengapa Bapak Rio dan Bapak Arifin tidak meneruskan laporan kami ke petugas CCTV bandara.

Akhirnya Bapak Rio mengusulkan penggantian bagasi sejumlah 20 dollar AS/kg. Padahal, harga madu, royal jelly,dan bee pollen dalam kardus tersebut 20.000 baht atau Rp 8 juta. Kami keberatan dengan kompensasi yang tidak sebanding itu.

Kami sebagai penumpang rasanya tidak dikunci, tidak dapat membuktikan bahwa ada oknum-oknum tertentu yang mengambil keuntungan dari pencurian bagasi. Kami juga telah rugi waktu dan biaya pulang- pergi ke bandara selama mengurusi masalah ini. Ternyata kami hanya diberikan kompensasi sekadarnya.

Kami mengadu ke AskAirasia e-form (Nomor Referensi: CAS-16103606-7TGNYW), mendapat e-mail balasan bahwa masalah sedang diselidiki. Namun, hingga saya menulis surat ini, tidak ada kabar dari AirAsia. Mohon pihak manajemen Airasia memutuskan dengan lebih bijaksana.

TJONG LI SIU, TAMBORA, JAKARTA BARAT

Kartu Kredit Bobol

Rabu (8/6) pukul 16.47, ada SMS notifikasi penggunaan kartu kredit saya Rp 20.000.000 pada TK Amanda Mbl Jkt. Transaksi di Malang, merchant di Jakarta.

Saya segera menghubungi Halo Danamon (nomor laporan HE4135), meminta bank membatalkan transaksi karena bukan saya yang melakukan, lengkap dengan laporan ke polisi. Dijanjikan investigasi dalam 45 hari.

Tanggal 1 September 2016, saya dihubungi Sdr Evi Nurani Customer Care Bank Danamon dan mendapat kabar bahwa Bank Danamon menolak permohonan pembatalan transaksi.

Saya sangat stres karena masalah ini menguras tenaga, waktu, pikiran, apalagidebt collector terus meneror.

LUSIANI FH, JALAN BUNGA WIDARA, MALANG

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 September 2016, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger