Kompas (Selasa, 20/9) di halaman 19 memuat Ringkasan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat 2015 (Audited). Menurut Badan Pemeriksa Keuangan, Laporan Keuangan tersebut adalah wajar dengan catatan.
Dalam ringkasan itu, catatan BPK tidak dimuat. Namun, dapat diketahui bahwa total aset pemerintah pusat meningkat dari Rp 3.911 triliun (31/12/2014) menjadi Rp 5.163 triliun (31/12/2015) atau meningkat Rp 1.252 triliun (32 persen). Peningkatan ini berasal dari peningkatan utang Rp 595 triliun dan peningkatan ekuitas Rp 657 triliun.
Dalam total aset per 31/12/2015 yang tertera di neraca sebesar Rp 5.163 triliun tersebut, di antaranya terdapat saldo kas dan setara kas Rp 116,1 triliun. Padahal, dalam Laporan Arus Kas, ternyata posisi kas dan setara kas tercatat Rp 197,6 triliun atau terdapat selisih Rp 81,5 triliun.
Menurut hemat kami, Menteri Keuangan layak menindaklanjuti selisih tersebut agar diketahui apakah posisi kas dan setara kas per 31 Desember 2015 adalah Rp 197,6 triliun atau Rp 116,1 triliun. Masalah ini penting karena Departemen Keuangan via Direktorat Jenderal Pajak sudah jungkir balik menghimpun uang tebusan pengampunan pajak, tapi dalam pengadministrasian saldo kas dan setara kas masih terjadi selisih Rp 81,5 triliun. Tahun sebelumnya (2014), saldo kas dan setara kas menurut angka neraca dan Laporan Arus Kas adalah sama (Rp 95,7 triliun). Lalu mengapa tahun 2015 bisa berbeda?
Perbedaan Rp 81,5 triliun tersebut cukup material karena hampir setara dengan nilai tebusan pengampunan pajak triwulan I dari seluruh Indonesia, sekitar Rp 90 triliun.
ABDUL KADIR RAHMAN
Jalan Gading Elok Timur V, Kelapa Gading, Jakarta Utara
Tunjangan Belum Cair
Saya guru PPKn di SMA Katolik Santo Albertus, Malang. Saya mengajar 32 jam per minggu. NUPTK 3359743646200013, Nomor peserta 10056115410566, NRG 102589892006, dan Nomor SK 0623.0561/TP/B/4/P1/2016. Namun, tunjangan sertifikasi guru sejak Januari 2016 sampai sekarang belum cair.
Rekening Bank Mandiri saya ada kesalahan penulisan Yustinus Trjaka, mestinya Yustinus Trijaka. Saya sudah lapor ke Diknas Kota sejak 2015, tetapi kesulitan membetulkan karena tidak ada kolom pembetulan.
Tahun 2015, Kemdikbud membayar tunjangan sertifikasi saya dengan dibuatkan rekening BNI cabang Senayan, tetapi untuk tunjangan sertifikasi guru tahun 2016 belum jelas.
YUSTINUS TRIJAKA
Jalan Candi Mendut Utara, Lowokwaru, Malang
Tanggapan BCA
Menanggapi keluhan Bapak Haerul Santosa dalam Surat Pembaca (Kompas, 8/9) berjudul "Respons Buruk", Kami mohon maaf atas kekurangnyamanan yang dialami.
Terkait permasalahan tersebut, petugas BCA telah menyampaikan penjelasan dan penyelesaian pada 8 September 2016.
DWI NARINI
Senior Manager, Subdivisi Komunikasi Korporasi Biro Hubungan Masyarakat, PT Bank Central Asia, Tbk
Tanggapan Danamon
Terkait pengaduan yang disampaikan Ibu Lusiani F Halim melalui Surat Pembaca (Kompas, 23/9) berjudul "Kartu Kredit Bobol", dapat kami sampaikan bahwa transaksi benar menggunakan kartu kredit Danamon milik Ibu Lusiani F Halim.
Namun, kami telah menyampaikan solusi penyelesaiannya. Ibu Lusiani memahami penjelasan kami dan menerima solusi yang diberikan.
RAYMOND SIMATUPANG
Hello Danamon Customer Care Head, PT Bank Danamon Indonesia, Tbk
Tanggapan Ericsson
Kami selaku konsultan humas perusahaan Ericsson menyampaikan koreksi atas pemberitaan di harianKompas (Rabu, 31/8) yang berjudul "Dari Shenzhen Merengkuh Dunia".
Disebutkan bahwa Ericsson telah diakuisisi oleh Huawei. Sesuai konfirmasi pihak Ericsson, tidak benar bahwa Ericsson telah diakuisisi oleh Huawei. Perusahaan Ericsson juga tidak bekerja sama apa pun dengan Huawei.
ADHITYASWARA NUSWANDANA
PT Lucid Citra Komunika
Catatan Redaksi:
Informasi tentang akuisisi Ericsson oleh Huawei pada 2012 diperoleh dari pihak Huawei. Informasi tersebut juga pernah diberitakan majalah The Economist, yang diunggah dalam edisi daring www.economist.com (4/8/2012). Menurut artikel berjudul "Who's afraid of Huawei" itu, "Huawei has just overtaken Sweden's Ericsson to become the world's largest telecom-equipment-maker".
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Oktober 2016, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Tidak ada komentar:
Posting Komentar