Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 08 Oktober 2016

TAJUK RENCANA: Tugas Berat Menanti Guterres (Kompas)

Perdana Menteri Portugal (1995-2002) Antonio Guterres resmi direkomendasikan menjadi sekretaris jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Lima Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB, Kamis (6/10), secara aklamasi merekomendasikan Guterres untuk disahkan Majelis Umum PBB menjadi sekjen PBB, menggantikan Ban Ki-moon yang masa tugas dua periodenya berakhir pada 31 Desember 2016. Kamis mendatang, 193 anggota PBB akan mengadakan Sidang Majelis Umum PBB untuk mengesahkan Guterres sebagai sekjen PBB, yang akan mulai bertugas pada 1 Januari 2017.

Direkomendasikannya calon sekjen PBB secara aklamasi oleh kelima Anggota Tetap DK PBB itu merupakan hal langka. Sangat jarang Amerika Serikat dan Rusia langsung mendukung calon sekjen PBB yang sama. Namun, Antonio Guterres memang istimewa, selain pernah menjabat sebagai PM Portugal, ia juga bukan orang baru di PBB, selama 10 tahun ia menjabat sebagai Ketua Komisioner Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR). Sebagai Ketua UNHCR (2005-2015), Guterres memimpin lembaganya dalam menangani krisis pengungsi yang terburuk di dunia, termasuk dari Suriah, Afganistan, dan Irak.

Dengan direkomendasikannya Guterres oleh kelima Anggota Tetap DK PBB, berarti keinginan menempatkan perempuan untuk memimpin PBB gagal terwujud. Namun, Guterres mengemukakan akan memilih perempuan sebagai wakil sekjen PBB untuk tetap mewujudkan keinginan itu.

Duta Besar Rusia untuk PBB Vitaly Churkin mengatakan, Guterres suka berbicara dengan semua orang, mendengar semua orang, bersikap terus terang, santai, dan terbuka. Ia adalah orang yang cocok untuk jabatan tersebut. Sementara Dubes AS untuk PBB Samantha Power mengatakan, Guterres memiliki rekam jejak yang baik, mempunyai rasa empati yang tinggi, dan dihormati di dunia.

Kita tidak meragukan kemampuan Guterres, rekam jejaknya sebagai PM Portugal dan Ketua UNHCR selama 10 tahun telah membuktikan hal itu. Namun, kita tahu bahwa tugas yang menantinya sebagai sekjen PBB ke depan akan sangat berat.

Hal itu tampaknya disadari sepenuhnya oleh Guterres. Tidak heran jika ia menyikapi pemilihannya sebagai sekjen PBB itu dengan mengatakan, "Kerendahan hati (itu yang saya rasakan) saat melihat besarnya tantangan yang membentang di hadapan merupakan kompleksitas mengerikan dari dunia modern."

Ia menambahkan, "Dan, kerendahan hati pula yang diperlukan untuk melayani yang paling rentan, seperti korban konflik, terorisme, pelanggaran hak, kemiskinan, dan ketidakadilan di dunia."

Kita menanti kiprah Guterres pada awal tahun 2017.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Oktober 2016, di halaman 6 dengan judul "Tugas Berat Menanti Guterres".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger