Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 12 April 2017

TAJUK RENCANA: Negara Tak Boleh Kalah (Kompas)

Serangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan, adalah serangan terhadap pemberantasan korupsi. Negara tak boleh kalah.

Novel Baswedan bukan sekali ini saja menerima teror. Dia pernah akan dikriminalisasi atas tuduhan ikut menganiaya tahanan hingga tewas saat Novel bertugas di Polres Bengkulu. Ia pernah ditangkap polisi dan ditahan beberapa jam di Markas Brimob. Novel kemudian dibebaskan.

Selasa pagi, Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal. Kabar itu dengan cepat tersiar. Dukungan kepada Novel bermunculan melalui media sosial. Kecaman terhadap penyerang pun muncul.

Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian untuk segera mengungkap kasus kriminal itu. "Itu adalah tindakan kriminal brutal," kata Presiden Jokowi.

Novel sepertinya telah menjadi idola baru pemberantasan korupsi. Di dalam KPK, langkah dan reaksi atas langkahnya sering memunculkan kontroversi. Terakhir, ketika pimpinan KPK memberikan surat peringatan kepada Novel terkait dengan langkahnya menyikapi perekrutan penyidik KPK dari Polri. Surat peringatan itu mendapat perlawanan dari karyawan KPK.

Novel seakan identik dengan KPK. Dari banyak penyidik lainnya, kinerja Novel memang bersinar. Banyak kasus korupsi besar ditanganinya, seperti membongkar kasus korupsi yang melibatkan Kakorlantas Irjen Djoko Susilo dan terakhir menangani korupsi pengadaan KTP elektronik. Novel sendiri bersaksi di persidangan untuk menangkis keterangan saksi Miryam Haryani yang mengaku ditekan oleh penyidik saat memberikan kesaksian.

Karena itulah, serangan terhadap Novel harus dianggap serangan terhadap KPK dengan tujuan untuk meneror KPK dan melemahkan KPK. Negara tentunya tidak boleh kalah terhadap berbagai upaya untuk melemahkan KPK. Serangan balik koruptor melalui tangan-tangan tidak kelihatan bisa saja terjadi, termasuk dalam kasus serangan terhadap Novel dan keinginan untuk merevisi UU KPK melalui DPR.

Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian dan Kapolda Metro Jaya Mochamad Iriawan harus menempatkan kasus serangan terhadap Novel sebagai kasus prioritas. Pengungkapan kasus itu secara cepat akan bisa mengurangi berbagai spekulasi terhadap kasus tersebut. Jika perlu, tim gabungan bisa dibentuk. Kita yakin Polda Metro Jaya dengan segala kompetensinya bisa mengungkap dengan cepat serangan terhadap Novel dan juga serangan terhadap KPK. Di tengah segala kelemahannya, KPK tetap membutuhkan dukungan publik untuk memerangi korupsi di negeri ini.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 April 2017, di halaman 6 dengan judul "Negara Tak Boleh Kalah".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger