Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 19 Juni 2017

TAJUK RENCANA: Ancaman Serius bagi Filipina (Kompas)

Perkembangan di Marawi tidak bisa dianggap enteng oleh pemerintah Manila. Harus diakui krisis di Mindanao adalah masalah serius bagi Pemerintah Filipina.

Pernyataan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, akhir pekan lalu, memberikan isyarat betapa seriusnya krisis di Marawi, Mindanao, sekaligus betapa seriusnya masalah yang dihadapi oleh pemerintah Manila. Duterte menyatakan bahwa telah bergabungnya anggota teroris dari luar Filipina dengan kelompok teroris Maute.

Menurut Duterte, ada anggota kelompok bersenjata yang menyebut dirinya Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) yang berasal dari Suriah, Indonesia, Malaysia, Sri Lanka, dan Arab Saudi. Bergabungnya orang-orang luar Filipina tersebut membuktikan bahwa apa yang dilakukan oleh kelompok Maute adalah bagian dari usaha NIIS untuk meluaskan wilayah pengaruh dan kekuasaannya.

Dengan hadir dan bergabungnya orang-orang luar Filipina tersebut, yang membawa bendera NIIS, meningkatkan keseriusan ancaman dari Marawi. Tidak hanya ancaman keamanan bagi Filipina, tetapi juga bagi kawasan. Tentu dalam hal ini termasuk ancaman bagi Indonesia.

Filipina merupakan salah satu dari negara-negara di Asia Tenggara yang menjadi sasaran atau fokus gerakan NIIS, yang di Suriah dan Irak semakin terdesak. Bahkan, berita terakhir kelompok berhaluan sangat keras dan tidak menghormati nilai-nilai kemanusiaan ini, melibas siapa saja yang dianggap musuh ini, telah masuk ke Afganistan. Berita terakhir, mereka merebut markas Taliban di Tora Bora, dan ini berarti ancaman bagi pemerintah Kabul.

Selain Filipina, negara lain yang menjadi fokus NIIS adalah Malaysia, Indonesia, dan wilayah Thailand selatan. Menurut berita yang tersiar selama ini, banyak orang dari Malaysia, Indonesia, Thailand selatan, dan Filipina selatan yang pergi ke Suriah untuk bergabung dengan NIIS.

Andaikan Pemerintah Filipina tidak mampu menghadapi kelompok Maute, dan bahkan tak mampu menumpas gerakan teror dan perlawanan mereka, ini akan menjadi ancaman bagi negara-negara di kawasan. Bahkan, andaikan pasukan Filipina mampu mengalahkan mereka, tetap juga merupakan ancaman bagi negara-negara sekitar termasuk Indonesia. Sebab, bukan mustahil, mereka, anggota kelompok Maute dan para pengibar bendera NIIS, akan mencari selamat ke selatan, yang berarti ke Indonesia yang paling dekat.

Karena peningkatan operasi militer Filipina menjadi sebuah keharusan untuk sesegera mungkin menumpas mereka, penjagaan dan bahkan penutupan perbatasan Indonesia juga menjadi sesuatu keharusan untuk mengamankan wilayah kita, Indonesia.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 Juni 2017, di halaman 6 dengan judul "Ancaman Serius bagi Filipina".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger