Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 01 Juli 2017

Wisata Baduy//Tanggapan BPJS (Surat Pembaca Kompas)

Wisata Baduy

Tanggal 15 April 2017 saya beserta keluarga berwisata ke Baduy di Ciboleger, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Sayang, desa wisata ini belum dikelola dengan baik.

Saat tiba di tempat parkir, tidak tampak petugas pengelola resmi, yang ada para pemuda berkostum bebas. Mereka langsung menghampiri begitu kami turun dari kendaraan dan menjelaskan desa wisata itu secara singkat.

Berdasarkan info singkat itu kami memutuskan masuk ke desa. Kami diminta mengisi buku tamu di pos penjagaan dan uang seikhlasnya untuk administrasi. Petugas pos jaga mengharuskan kami didampingi pemandu wisata, tak lain adalah para pemuda yang tadi menghampiri kami. Untunglah, pemandu kami ramah dan paham daerahnya.

Saat masuk ke dusun pertama desa itu, kami diwajibkan mengisi buku tamu lagi, kali ini tanpa dimintai sumbangan. Kemudian pemandu kami memberikan pilihan lokasi kunjungan, kami memilih Jembatan Gajebo.

Melewati dusun pertama menuju Jembatan Gajebo, ada dua pemuda berpakaian bebas lagi yang menemani kami dan mereka tampak akrab dengan pemandu yang dari awal menemani. Baru seperempat perjalanan, salah satu dari kami tidak ingin melanjutkan perjalanan karena tidak kuat. Kedua pemuda itu meminta uang jasa pemandu dan berjanji menemani salah satu dari kami yang tidak kuat.

Kami kaget atas permintaan itu, karena sesuai perjanjian awal dengan petugas jaga, kami hanya ingin didampingi oleh satu pemandu. Ulah mereka ternyata berlanjut. Dalam perjalanan, ada dua pemuda baru lagi yang mendampingi kami. Kami sangat jengkel, tetapi di tengah perjalanan kedua orang itu menghilang. Kepada pemandu yang dari awal menemani, kami berikan tips setelah selesai.

Saat beristirahat makan di salah satu tempat makan, salah satu dari dua pemuda yang mengikuti kami ke Jembatan Gajebo menghampiri dan meminta uang untuk jasa pemandu Rp 150.000. Setelah berdebat panjang, dengan sangat terpaksa kami memberi uang sekadarnya.

Kemudian kami mendapat cerita bahwa para pemuda yang mengaku pemandu wisata itu memang sering meminta uang jasa yang tidak wajar. Akibatnya, banyak turis yang sudah tiba di tempat parkir batal masuk ke desa. Padahal, wisata Baduy berpotensi meningkatkan pendapatan asli daerah jika dikelola dengan baik. Selain itu, kehadiran turis mancanegara ke Indonesia berpotensi meningkatkan devisa. Sudah seharusnya wisata Baduy dikelola lebih baik.

MOHAMAD FAZRI

Kelurahan Cibodasari, Kecamatan Cibodas, Tangerang 15138

Tanggapan BPJS

Menanggapi surat Bapak AW Widjaja berjudul "Pengalaman Peserta BPJS", (Kompas, 14/6), kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami.

Mengenai waktu tunggu, pemeriksaan dokter, dan pengambilan obat yang dinilai membutuhkan proses cukup lama, hal itu terjadi karena tingginya jumlah peserta JKN-KIS yang memanfaatkan pelayanan kesehatan. Sementara ketersediaan sarana dan prasarana, sumber daya manusia, termasuk sistem pengelolaan antrean pasien di fasilitas kesehatan belum mengikuti.

Untuk mengatasi hal tersebut, BPJS Kesehatan telah memperluas akses kerja sama dengan RS dan mendorong RS untuk mengaplikasikan sistem antrean berbasis online, melalui SMS, atau melalui Care Center RS.

Terkait ketersediaan ruang inap, berdasarkan Permenkes Nomor 99 Tahun 2016 Pasal 22A, setiap RS wajib menginformasikan ketersediaan kamar ruang rawat inap untuk JKN-KIS, baik melalui petugas, papan pengumuman, maupun situs web.

BPJS Kesehatan telah mengembangkan Aplicares sehingga peserta JKN-KIS dapat mengakses informasi mengenai ketersediaan rawat inap, nama, dan jam praktik dokter, data dokter spesialis, serta ketersediaan layanan di RS. RSUD Koja Jakarta Utara telah menyediakan informasi rawat inap ini dan diharapkan dapat diikuti RS lainnya.

Terkait keluhan iuran biaya untuk pembelian obat di apotek RS maupun apotek luar RS, obat termasuk dalam paket INA CBG's yang dijamin BPJS Kesehatan sehingga tidak boleh dibebankan ke peserta JKN-KIS. Jika ada peserta JKN-KIS yang dibebani iuran biaya untuk pembelian obat/pelayanan kesehatan lain, dimohon melapor ke BPJS Kesehatan.

BUDI MOHAMAD ARIEF

Kepala Grup Komunikasi Publik dan Hubungan Antar Lembaga, BPJS Kesehatan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 1 Juli 2017, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger