Situasi pangan Indonesia tahun ini tampaknya masih menghadapi tantangan besar. Hasil kajian AB2TI di 23 kabupaten menunjuk- kan harga gabah di tingkat usaha tani relatif masih tinggi sehingga berimbas ke harga beras di tingkat konsumen.

Harga gabah kering panen (GKP) di tahun 2018 mencapai puncak tertingginya di Januari sebesar Rp 5.667 per kilogram (kg), lalu menurun dengan mulai berlangsungnya panen di Februari menjadi Rp 4.853, Maret sebesar Rp 4.472, dan melandai hingga pertengahan April 2018 sebesar Rp 4.319. Harga gabah di caturwulan I-2018 jauh lebih tinggi dibandingkan caturwulan I-2017. Pada Februari-Maret 2017 di beberapa wilayah harga gabah bahkan jatuh ke kisaran Rp 2.000-Rp 3.000/kg akibat mutunya buruk (basah), harga kemudian membaik di April 2017 menjadi rata-rata Rp 3.800.

KOMPAS/MUKHAMAD KURNIAWAN

Pekerja merontokkan padi di area panen Desa Bayur Kidul, Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang, Rabu (18/4/2018). Harga beras medium bertahan di atas Rp 10.000 per kilogram dan gabah kering panen di atas Rp 4.200 per kilogram meski panen musim rendeng telah usai.
KOMPAS/MUKHAMAD KURNIAWAN

Berdasarkan kajian yang sama, impor beras 500.000 ton yang telah dilakukan tak berdampak terhadap harga gabah di tingkat usaha tani maupun beras di tingkat konsumen. Ada beberapa penyebab utama mengapa harga gabah masih relatif baik bagi petani dan harga beras (meskipun telah mengalami penurunan) tetap stabil tinggi hingga memasuki bulan April.

Pertama, stok yang benar-benar kosong ketika memasuki awal 2018. Panen di Januari dan Februari belum mampu menutupi defisit yang terjadi. Surplus produksi terhadap konsumsi kemungkinan baru terjadi di panen Maret dan April 2018. Data Internasional juga mengonfirmasi hal ini. Stok akhir (ending stock) beras pada periode 2016/2017 yang menjadi stok awal di 2017/2018 terendah selama empat tahun terakhir. Stok akhir beras terus menurun, berturut-turut dari 5,501 juta ton (2013/2014), menjadi 4,111 juta ton (2014/2015), 3,509 juta ton (2015/2016) dan 3,165 juta ton (2016/2017). Stok akhir beras pada periode 2017/2018 diperkirakan meningkat menjadi 4,063 juta ton karena masuknya beras impor (Foreign Agricultural Service/FAS, USDA, April 2018).


DWI ANDREAS SANTOSA GURU BESAR FAKULTAS PERTANIAN IPB DAN KETUA UMUM ASOSIASI BANK BENIH DAN TEKNOLOGI TANI INDONESIA (AB2TI)
Kompas, 28 April 2018