GOOGLE MAPS

Peta lokasi Basque, Spanyol.

Kelompok separatis Basque, ETA, yang hampir 50 tahun berjuang memerdekakan diri dari Spanyol, pekan lalu menyatakan bubar. Pemerintahan Madrid tak peduli.

Pernyataan ETA itu menutup lembaran berdarah yang berlangsung hampir lima dekade di Eropa (khususnya Spanyol dan Perancis) dan merenggut lebih dari 800 korban jiwa. Langkah ETA tak lepas dari kerja keras para mediator internasional yang mencoba menemukan solusi perdamaian yang langgeng di antara kedua kubu, kelompok separatis dan pemerintah.

Namun, Pemerintah Spanyol pimpinan PM Mariano Rajoy menolak melakukan kesepakatan. Bagi Rajoy, apa yang dilakukan ETA adalah terorisme yang harus dihukum setimpal, tak akan ada dialog, apalagi kesepakatan.

Sebaliknya, ETA juga berdalih bahwa banyak warga yang dianggap terkait ETA tewas, dipenjara, dan disiksa oleh pihak keamanan. Komisi yang disponsori pemerintahan regional Basque menyebutkan, ada sekitar 4.100 gugatan terkait kekejaman pihak keamanan. Itu sebabnya, para mediator untuk perdamaian Basque menyatakan pentingnya kemauan politik kedua pihak yang bersengketa untuk mencari solusi damai melalui dialog.

Jonathan Powell, mantan ketua juru runding Inggris untuk kesepakatan damai Inggris-IRA dan kini menjadi juru runding perdamaian Basque, dalam tulisannya di The Guardian, menyebutkan, PM Inggris John Major pada masa pemerintahannya melakukan korespondensi rahasia dengan pentolan IRA, Martin McGuinness. Hal serupa dilakukan pemerintahan sosialis Spanyol yang dipimpin PM Jose Luis Rodriguez Zapatero pada 2004, yang melakukan komunikasi rahasia dengan pimpinan ETA.

Mediasi yang dilakukan berbagai pihak, termasuk imbauan damai dari mantan Sekjen PBB Kofi Annan, berujung dengan kesepakatan damai "Deklarasi Aiete" pada 2011. Deklarasi itu dilanjutkan dengan perlucutan senjata kelompok ETA. Sejak saat itu, tak ada lagi aksi kekerasan yang dilakukan ETA.

Ketika terjadi pergantian pemerintahan di Spanyol, di mana partai Rajoy, Partai Rakyat, mengambil alih kekuasaan, Rajoy tidak hanya menyatakan akan menuntut semua kejahatan yang dilakukan ETA, tetapi juga menghentikan upaya rekonsiliasi yang dirintis pendahulunya. Meski demikian, mediasi yang dilakukan mediator internasional terus berlanjut tanpa restu dari Madrid, dan berujung pada terobosan besar pekan lalu di mana ETA membubarkan diri.

PM Rajoy kini juga menghadapi gerakan separatisme di Catalonia yang menjadi krisis politik terbesar dalam sejarah modern Spanyol. Rajoy menghadapi sentimen politik Catalonia dengan penangkapan dan pemenjaraan, serta menolak dialog. Hasilnya, otonomi Catalonia dicabut dan kekuasaan diambil alih oleh Madrid. Namun, ketika Madrid menggelar pemilu Catalonia Februari lalu, suara pro-kemerdekaan semakin menguat meskipun sebagian pemimpin mereka berada di penjara.