KOMPAS/ARIS PRASETYO

Rumah salah satu warga di Desa Waengapan, Kecamatan Lolong Guba, Kabupaten Buru, Maluku, untuk pertama kali menikmati lampu penerangan listrik tenaga surya bantuan pemerintah. Sebelumnya, warga menggunakan getah damar untuk penerangan setiap malamnya. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral membagikan 100 paket lampu tenaga surya hemat energi yang berisikan panel tenaga surya berkapasitas 30 watt peak, empat unit lampu, dan kabel. Foto ini diambil pada 19 Desember 2017.

Berita Baik

Acara "Mata Najwa" pada Rabu, 20 Juni 2018, menyentuh hati. Yang masih saya ingat adalah tentang seorang kakek berusia 80 tahun yang bersujud setelah melihat listrik mulai menyala di desanya yang terpencil.

Berikutnya tentang perpustakaan keliling dalam penjara yang banyak diminati narapidana. Ada yang kemudian bisa jadi penulis, peternak ayam, dan pekebun yang berhasil baik.

Berita ketiga tentang sekelompok saudara-saudara difabel yang dapat melayani masyarakat dengan jasa pengangkut. Ada yang tadinya membisu karena merasa tidak berguna menjadi ramah dan suka bicara. Rasa sedih, murung, kecewa, frustrasi, dan marah kepada alam tergantikan dengan rasa syukur, senang, dan bahagia. Semoga amal mereka mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan.

Saya pun mengajak saudara-saudara sebangsa berbuat baik walau sedikit. Sebuah nasihat menyebutkan, "Panggillah kebaikan yang ada pada manusia; nanti keburukan akan teredam."

Keburukan hanya menggelisahkan rakyat, misalnya kecemasan, kebencian, dan kekerasan. Dengan memupuk kebaikan, ada harapan masyarakat hidup sejahtera.

Titi Supratignyo
Pondok Kacang Barat, Pondok Aren,
Tangsel, Banten

Bongkar Paketala Sicepat

Sudah sekian bulan saya jadi pelanggan jasa Sicepat untuk pengiriman paket luar kota. Pada 6 Juni lalu, saya mengirim barang bernomor resi 00012 4134007. Waktu standar untuk kiriman ini sampai di tujuan 2-3 hari, tetapi baru tiba di Makassar pada 12 Juni lalu.

Saya paham keterlambatan ini: hendak Lebaran. Yang saya sesalkan, paket saya itu sampai dengan kondisi sudah terbuka (kardus besar) dan isi kiriman saya pecah lima.

Kondisi ini pertama kali diinformasikan petugas Sicepat (Makassar) melalui WA kepada pembeli saya disertai dengan foto-foto. Mereka meminta izin membongkar kemasan asli untuk dipindahkan ke tempat baru. Selama ini, dalam empat kali kiriman, paket baik-baik saja. Tak ada masalah sama sekali.

Setelah mendapat informasi dari pembeli, saya langsung menghubungi Sicepat. Tak sekali pun telepon saya diangkat.

Keluhan kemudian saya sampaikan lewat Twitter dengan menyertakan foto-foto kerusakan, tetapi tidak direspons. Padahal, berdasarkan rekam jejak respons Sicepat yang bisa saya telusuri, komplain lain mereka respons.

Saya baru mendapat respons via Twitter pada 17 Juni lalu berupa kata maaf dan permintaan nomor telepon yang bisa dihubungi pada 17 juni 2018. Hingga saat ini saya belum dihubungi sama sekali oleh Sicepat. Padahal, data pengirim, nama, alamat, serta nomor telepon saya ada di sistem Sicepat. Mereka klik nomor resi kiriman saya, sudah bisa kelihatan detail tentang saya.

Di mana integritas mereka sebagai penjual jasa? Bayar, kirim, sampai, diterima, selesai. Paket hancur, biarkan!

Mutiara Adinda
Jalan Soekarno-Hatta, Metro,
Lampung

Tanggapan AirAsia Indonesia

Terkait dengan surat Saudari Trisna Lestari, "Kecewa terhadap Air Asia", di Kompas (26/6/2018), kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami. Pada kesempatan ini, kami ingin menginformasikan bahwa kami telah menghubungi penumpang yang bersangkutan dan tengah membantu proses pembatalan tiket penerbangan AirAsia dengan kode pesan
QQLQKQ. Dana dijadwalkan akan diterima penumpang yang bersangkutan paling lambat pada 25 Juli 2018.

Sekali lagi, kami memohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Terima kasih atas kepercayaan Saudari Trisna Lestari untuk terbang bersama AirAsia.

Baskoro Adiwiyono
Kepala Komunikasi AirAsia Indonesia, Jalan Marsekal Suryadharma (M1) No 1, Selapajang Jaya,