Anggaran yang minim tidak paralel dengan prestasi minim. Itulah yang kita lihat dari penampilan heroik atlet Indonesia di Asian Games 2018. Membanggakan!
Padahal, sebagian besar cabang olahraga menggelar pemusatan latihan nasional (pelatnas) dengan terseok-seok. Menghadapi Asian Games 2018, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengalokasikan sedikitnya Rp 600 miliar untuk pelaksanaan pelatnas dan Rp 135 miliar untuk lain-lain.
Angka itu jauh dari usulan cabang olahraga yang lebih dari Rp 1,2 triliun, di tengah target menjadi 10 besar pengumpul medali emas terbanyak. Oleh karena dana tidak mencukupi, Kemenpora mengoreksi proposal berdasarkan potensi perolehan medali dari setiap cabang. Bahkan, ada atlet yang membeli peralatan latihan sendiri dan terlambat menerima honor. Persiapan arena pun sempat tersendat.
Kondisi ini mirip ketika Indonesia menjadi tuan rumah SEA Games 2011. Pada SEA Games 2011, upacara pembukaan amat menentukan penampilan atlet saat bertanding, walau persiapan mereka tak sebagus atlet negara lain. Mirip dengan SEA Games 2011, pembukaan Asian Games yang wah dan membanggakan menjadi pembangkit semangat atlet untuk bertanding meski banyak kekurangan selama pelatnas berjalan.
Selain upacara pembukaan, antusiasme penonton yang hadir ke lapangan menyaksikan pertandingan ikut membantu meningkatkan penampilan atlet. Semua atlet berusaha memberikan yang terbaik apabila mereka ditemani penonton yang antusias. Apalagi, mereka mendapat iming-iming hadiah Rp 1,5 miliar untuk setiap keping medali emas yang diraih.
Padahal, tak kurang dari Presiden Joko Widodo yang khawatir akan hadirnya penonton mengingat promosi Asian Games 2018 juga berjalan terseok-seok. "Saya melihat dari sisi promosi untuk Asian Games ini, baik di media lokal maupun media internasional, belum ada pergerakannya," ujar Presiden dalam rapat kabinet terbatas, 18 April 2018.
Target Indonesia meraih 16 medali emas dan masuk 10 besar pengumpul medali emas terbanyak sudah terlampaui. Semua kekhawatiran, baik dari sisi prestasi maupun kehadiran penonton di arena pertandingan, tidak terbukti. Sampai hari ini atlet kita sudah mempersembahkan 24 medali emas, dan masih mungkin untuk bertambah.
Sekali lagi, kurangnya dukungan dana tak berjalan paralel dengan munculnya prestasi memadai asalkan para atlet punya keinginan kuat untuk mempersembahkan yang terbaik. Yang harus dijaga adalah kepercayaan diri atlet untuk tampil maksimal tanpa perasaan kalah sebelum bertanding. Di sinilah kebersamaan semua pemangku kepentingan olahraga, seperti pelatih, atlet, dan pemerintah, diuji. Hanya dengan kebersamaan, sukses prestasi dapat diraih di tengah dana yang minim ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar