Bergunjing atau istilah yang lebih populer adalah merumpi atau bergosip adalah kegiatan manusia yang terus ada sejak dulu sampai sekarang, acap kali harus dihadapi dan agak sulit menghindarinya. Mari kita coba meninjaunya secara psikologis sehingga dapat mengambil manfaat dari pembahasan ini.
Arti kata
Menurut KBBI, gosip atau gunjingan diartikan sebagai obrolan tentang orang-orang lain; cerita negatif tentang seseorang. Gosip biasanya melibatkan informasi tentang kehidupan pribadi manusia.
Pengertian gosip adalah suatu berita yang menyebar tanpa berlandaskan pada kenyataan atau fakta. Dengan demikian, gosip bisa saja benar, tetapi bisa pula salah. Berita dalam gosip masih diragukan kebenarannya. Selain itu, acap kali berita dalam gosip tidak jelas sumbernya. Umumnya, gosip muncul jika pernyataan secara terbuka tidak mungkin dilontarkan.
Alison Poulsen, PhD (2014) mengatakan bahwa gosip adalah percakapan yang tidak terbatas dan sering bersifat menghina tentang orang lain. Gosip
dapat melibatkan penyingkapan suatu rahasia dan penyebaran informasi sensitif ataupun penilaian yang menyakitkan.
Joseph Grenny (2016) menambahkan, gosip sama-sama mencerminkan sesuatu yang negatif baik pada penerima maupun pada penyedia. Lagi pula tidak akan ada suplai gosip jika tidak ada permintaan.
Mengapa seseorang suka bergunjing?
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa orang yang paling sering bergunjing memiliki tingkat kecemasan yang sangat tinggi. Mereka umumnya tidak terlalu populer karena mereka tidak dapat dipercaya. Menyebarkan informasi pribadi atau penilaian negatif merupakan hal yang menyakitkan bagi orang lain yang menjadi sasarannya dan mencerminkan hal yang buruk bagi penggunjingnya.
Menurut Alison Poulsen (2014), berikut beberapa penyebabnya.
• Agar merasa superior. Orang yang tidak merasa baik tentang diri mereka akan merasa lebih baik untuk sementara ketika mereka menilai orang lain secara negatif.
• Menghilangkan kebosanan. Ketika orang tidak bisa menghasilkan diskusi yang menarik berdasarkan suatu pengetahuan atau ide, gosip dapat membangkitkan minat orang.
• Karena iri hati. Orang-orang bergosip untuk menyakiti orang-orang yang popularitas, bakat, prestasi atau gaya hidupnya menimbulkan rasa iri.
• Untuk perhatian. Seseorang menjadi pusat perhatian secara sementara ketika mengungkapkan sepotong gosip. Hanya saja, menyebarkan gosip untuk membeli perhatian bersifat sementara dan fondasinya lemah.
• Keluar dari kemarahan atau ketidakbahagiaan. Seseorang dapat memperoleh suatu rasa ganti rugi dengan komentar-komentar yang meremehkan.
Joseph Grenny (2016) menjelaskan, biasanya kita menstimulasi pasar gosip karena menghargai empat manfaat yang sebenarnya ilusif (menyesatkan):
• Status. Akses ke gosip memberikan status sosial. Kita merasa menjadi bagian dari suatu kelompok istimewa yang "tahu" tentang suatu informasi.
• Keintiman. Gosip menciptakan ilusi keintiman antara pemberi dan penerima. Rahasia bersama menciptakan suatu kolusi yang terasa seperti koneksi.
• Kepercayaan. Pengedaran informasi terlarang selalu disertai dengan permintaan tersurat atau tersirat untuk adanya kerahasiaan. Hal ini menciptakan rasa saling percaya antara kedua pihak (penyedia dan penerima gosip).
• Ketepatan. Karena kita mendambakan status ilusif dan kredibilitas dari gosip, kita memiliki insentif untuk menguasainya dengan kredibilitas yang lebih besar. Kita ingin memercayainya.
Kita perlu berefleksi, apakah ada salah satu dari hal di atas yang menjadi ciri kita sehingga dapat memperbaiki diri.
Cara menanggapi
Poulsen juga memberikan masukan bagaimana kita menanggapi gosip yang tidak diinginkan. Misalnya, seseorang sedang bergosip tanpa ampun tentang Tiara. Penting untuk tidak mengisi gosip tersebut dengan rasa ingin tahu, persetujuan, dan pertanyaan lebih lanjut. Yang terbaik adalah cukup dengan mengubah subyek pembicaraan.
Ada beberapa kemungkinan tanggapan lainnya, seperti:
"Saya memperhatikan Anda banyak berbicara tentang Tiara. Saya ingin tahu mengapa dia sangat tertarik dengan Anda?"
"Mari kita lihat dari sisi Tiara."
"Saya kok lebih tertarik dengan apa yang Anda lakukan."
"Mari kita bicara tentang sesuatu yang lebih positif atau memutuskan apa yang akan kita lakukan sore ini."
"Saya merasa tidak nyaman mendengarkan penilaian negatif tentang orang-orang kecuali jika kita memikirkan cara untuk membantu mereka."
Lebih jauh Poulsen mengatakan bahwa membicarakan orang lain tidak selalu salah. Kebanyakan orang memiliki keingintahuan alami tentang apa yang terjadi di antara orang-orang di komunitasnya. Beberapa buku terbaik adalah biografi yang menceritakan kisah hidup orang lain.
Namun, biografi yang terbaik memberi pembaca suatu pemahaman tentang nuansa dan kompleksitas karakter seseorang melalui fakta. Hal itu tidak didasarkan pada penilaian ofensif yang sepihak mengenai orang tersebut.
Adakah manfaatnya?
Jadi, kuncinya adalah dengan melihat pada niat seseorang dalam mendiskusikan orang lain dan hubungannya. Apakah maksudnya untuk memahami sifat manusia dan meningkatkan kualitas hidup dan hubungannya dengan seseorang, atau apakah niatnya untuk merasa superior secara sementara atau mendapat perhatian dengan meremehkan orang lain?
Linda Carroll (2016) menghimpun beberapa hasil penelitian mengenai manfaat bergunjing.
Apabila digunakan dengan benar, pergunjingan dapat membantu seseorang belajar lebih banyak tentang diri sendiri, lebih baik dalam mengukur posisi kita di masyarakat, dan mungkin melindungi diri kita sendiri dari bahaya (studi yang diterbitkan di Personality and Social Psychology Bulletin).
"Gosip memberikan beberapa cara yang hebat untuk belajar tentang lingkungan sosial dari pengalaman orang lain," kata Elena Martinescu, seorang peneliti di Departemen Manajemen SDM dan Perilaku Organisasi di Universitas Groningen, Belanda.
Orang-orang yang berpartisipasi dalam gosip dapat menyimpulkan hal-hal tentang diri mereka dan mengevaluasi diri sendiri tanpa harus menguji semuanya secara langsung. Untuk penerima, gosip mungkin menjadi semacam simulator realitas. Dengan memperhatikan apa yang terjadi pada orang lain di lingkungan, Anda mungkin dapat memahami diri sendiri secara lebih baik dan merumuskan harapan yang lebih akurat untuk masa depan.
"Meskipun ada orang-orang yang suka mengabaikan gosip, kenyataannya hal itu memiliki suatu nilai," kata Jodi Smith, seorang profesional SDM di Boston. Gosip memberi tahu anggota grup mengenai perilaku mana yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima. Sebagai anggota baru dari suatu grup pekerjaan misalnya, maka mendengarkan gosip dari rekan kerja baru dapat memberi Anda informasi yang sangat berharga tentang cara bertindak di lingkungan pekerjaan baru tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar