LITBANG KOMPAS/ALBERTUS KRISNA

Sejumlah becak motor sedang berparkir menunggu penumpang di Pasar Sentral Pekkabata, Polewali Mandar, Rabu (7/1/2018). Angka kemiskinan di Polman masih relatif besar di tengah IPM yang rendah.

Laporan hasil pembangunan yang sebagian dikoordinasikan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi sampai hampir akhir 2018 hasilnya membesarkan hati.

Alhasil, mulai awal tahun 2019, apabila segala sesuatu tidak terganggu hiruk-pikuk tahun politik, akselerasi pembangunan tahun terakhir periode lima tahunan ini akan langsung memberikan perbaikan terhadap nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Gambaran keberhasilan pembangunan sarana desa yang memengaruhi hidup rakyat banyak di desa bukan maju dengan besaran yang dapat dihitung dengan jari atau setiap kali diikuti kemajuannya melalui berita televisi, karena kemajuan hasilnya melompat-lompat. Kemajuan tersebut begitu menakjubkan sehingga pidato seorang penjabat, belum sempat dibaca, sudah perlu memperbarui dengan bahan baru yang datang dari wilayah lain yang lebih segar dibandingkan dengan sebelumnya.

Sebagai contoh, warga yang memerlukan air bersih layak minum, pada tahun 2014 diperkirakan perlu 66.883 unit, selama tahun 2014-2018 terpenuhi 58.884 unit, sehingga tahun 2019 kebutuhannya yang tinggal 8.399 unit itu akan terpenuhi. Dalam perbaikan sanitasi air bersih tersebut, selama tiga tahun telah dibangun 942.927 sanitasi air bersih di perdesaan, sekaligus 37.662 sumur, 24.005.604 meter drainase, serta 178.34 sarana MCK (mandi, cuci, kakus) pada puluhan ribu desa di seluruh Indonesia.

Perbaikan sanitasi ini akan membawa dampak langsung terhadap tingkat kesehatan dan kematian penduduk. Utamanya penduduk usia muda sehingga akan berakibat langsung pada kenaikan usia harapan hidup yang biasanya disedot drastis oleh penduduk muda, atau anak balita (di bawah lima tahun) yang meninggal pada usia dini karena air minum dan sanitasi yang buruk. Apalagi anak balita yang biasanya selalu tinggal pada keluarga miskin dengan perawatan seadanya, selama tiga tahun lebih ini telah disediakan 18.477 posyandu (pos pelayanan terpadu).

Pada masa sebelum tahun 2000, posyandu hanya disediakan seadanya melalui fasilitas yang disediakan oleh masyarakat umum, hampir tanpa bantuan pemerintah secara langsung. Gerakan posyandu tersebut pasti sangat menolong menurunkan tingkat kematian bayi dan anak balita, yang biasanya berpengaruh sangat tinggi pada komponen tingkat kematian yang pada akhirnya memengaruhi nilai IPM yang tinggi. Implikasi jangka panjang pembangunan sarana vital tersebut sangat tinggi apabila segera diikuti dengan pendidikan keluarga dalam mempergunakan berbagai sarana yang vital tersebut.

Mendongkrak IPM

Lebih dari itu, tahun 2014 tercatat ada 10.819 desa yang membutuhkan infrastruktur guna menempuh jarak ke sarana kesehatan terdekat dan selama tahun 2014-2018 lebih dari separuhnya dapat dipenuhi. Kebutuhan tenaga dokter, bidan, dan lainnya yang tercatat 69.537 orang, sejauh ini 54.921 orang telah terpenuhi sehingga sisanya sebanyak 14.616 orang akan dapat dipenuhi pada tahun 2019.

Pada tahun 2014 terdapat permintaan kemudahan akses ke pos kesehatan desa (poskesdes), pondok bersalin desa (polindes), dan posyandu sebanyak 58.100 unit, selama empat tahun telah dapat dipenuhi 51.325 unit sehingga sisanya sebanyak 5.775 unit akan dipenuhi pada tahun 2019. Komponen ini menambah usia harapan hidup penduduk Indonesia, yang sangat didongkrak dengan keberhasilan kita menurunkan tingkat kelahiran melebihi separuh dari keadaannya pada tahun 1970.

Upaya dalam bidang pendidikan, yang merupakan komponen kedua dari ukuran IPM, pada tahun 2014 diharapkan  ada 33.357 unit lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) dan selama 2014-2018 sebanyak 24.481 unit telah diselesaikan sehingga sisanya sebanyak 8.896 unit akan diselesaikan pada tahun 2019. Begitu juga tingkat SMA/SMK/madrasah aliah MA dicita-citakan sebanyak 27.782 unit dan selama ini telah diselesaikan 19.488 unit sehingga sisanya, 8.294 unit, akan diselesaikan pada 2019.

Penyelesaian yang cepat itu karena dalam tiga tahun ini telah dibangun 48.694 PAUD pada lebih dari separuh desa yang ada di Indonesia. Pembangunan sarana pendidikan untuk anak balita itu dibarengi upaya memenuhi kebutuhan pendidikan bagi anak remaja yang selama ini belum pernah sekolah, yaitu dengan dikembangkannya fasilitas pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM)/Program Paket A-B-C. Dari jumlah yang dibutuhkan 58.339 unit, sejauh ini telah dapat diselesaikan 44.295 unit, yang sisanya sebanyak 14.44 unit akan diselesaikan pada tahun 2019.

Dibangunnya hampir 50.000 PAUD dan fasilitas PKBM itu memiliki dampak ganda yang sangat tinggi dalam mendongkrak peningkatan IPM, yaitu memberi kaum ibu di desa—yang miskin dan setengah miskin—kesempatan untuk meninggalkan rumah dan bekerja membantu suami sebagai sumber daya yang menambah penghasilan keluarga, sekaligus meningkatkan nilai lamanya pendidikan penduduk, yang sebelumnya tidak pernah diperhitungkan karena ukuran indeks adalah lamanya sekolah penduduk Indonesia baru diukur dari tingkat pendidikan dasar atau sejak seseorang masuk sekolah dasar.

Kaum ibu yang mendadak memperoleh kesempatan bekerja tersebut dipermudah karena adanya perbaikan jalan desa sepanjang 158.619 kilometer dan 1.027.225 meter jembatan desa yang disempurnakan, serta 6.952 pasar desa yang terbuka lebar sehingga menambah fasilitas kerja bagi suami dan istri yang anaknya dikirim ke posyandu dan PAUD. Sebab, dengan begitu, kaum ibu muda dengan anak balita tidak perlu khawatir karena anaknya dikirim ke sekolah, sehingga—bersama suaminya—ia bisa bekerja tenang dan berubah menjadi penduduk produktif yang menambah penghasilan keluarganya.

Sementara sarana kebutuhan pasar desa yang pada tahun 2014 diperhitungkan perlu 39.341 unit, selama 2014-2018 telah dipenuhi 26.593 unit. Sisanya, 12.748 unit, akan dipenuhi pada tahun 2019. Masih ada pula kebutuhan warung yang pada tahun 2014 diperkirakan 73.78 unit telah dapat dipenuhi 69.705 unit sehingga sisanya, 3.373 unit, akan dipenuhi pada tahun 2019, suatu kesempatan yang sangat menguntungkan bagi pemain ekonomi baru di daerah perdesaan yang sangat berharga.

Keluarga sejahtera

Di samping itu, anak-anak muda tidak perlu meninggalkan desa karena telah disediakan 11.399 unit sarana olahraga yang sekaligus bisa dijadikan ajang seni budaya anak muda di desa. Karena itu, kalau pada awal tahun 2014 terdapat 59.677 kelompok olahraga, dalam tiga tahun terakhir ini 45.770 kelompok olahraga telah dapat dipenuhi kegiatannya sehingga diharapkan prestasi olahraga dan seni bertambah baik dan mutu sumber daya manusia terdongkrak naik ke atas.

Tuntutan mutu tenaga kerja tidak bisa dibiarkan. Oleh karena itu, pada hampir semua instansi selalu diadakan pelatihan sehingga pelatihan menjadi kebiasaan baru bagi masyarakat yang tidak sabar menunggu proses maju yang cepat.

Pemerintah juga mendorong diadakannya bahan bacaan yang dibutuhkan dan dapat diakses dengan mudah melalui sistem digital dari fasilitas Perpustakaan Nasional yang mengembangkan bahan bacaan untuk revolusi pembangunan yang sedang berjalan. Dibutuhkan 65.571 taman bacaan desa, tetapi 53.305 unit telah dipenuhi sehingga sisanya sebanyak 12.366 unit akan diselesaikan pada tahun 2019. Lebih dari itu, semua bahan dapat diunduh melalui telepon pintar yang sudah merambah dan dimiliki rakyat di desa.

Karena itu, kemajuan di Tanah Air kita tersebut harus diikuti oleh semua warga agar negara tercinta Indonesia segera maju pesat, menjadi negara yang masyarakat dan keluarganya maju dan sejahtera.