DIDIE SW

Andreas Maryoto, wartawan senior Kompas.

Industri digital makin membuat kita terkaget-kaget. Dari semula hanya digunakan untuk memindah material cetak ke material data elektronik, teknologi digital digunakan untuk beberapa keperluan.

Dengan kecerdasan buatan, mereka kini bisa menebak rencana kita ke depan. Salah satunya adalah rencana bepergian kita sebelum kita melakukan itu. Mereka menebak berdasarkan kebiasaan kita yang datanya sudah diserap mereka ketika kita mengarungi media sosial.

The US Patent and Trademark Office pekan ini mengumumkan sebuah paten yang didaftarkan Facebook. Dalam paten terbaru itu disebutkan bahwa mereka bisa menebak rencana bepergian kita berdasarkan data lokasi penggunaan Facebook dan data sejenis untuk memprediksi rencana tujuan dan waktu bepergian kita pada masa depan. Secara lebih luas, teknologi yang dipatenkan Facebook ini merupakan teknologi untuk menduga pergerakan orang pada masa depan.

CHINATOPIX VIA AP

Para pengunjung memperhatikan aksi sebuah robot dalam Pameran Industri Internasional China yang digelar di Shanghai, beberapa waktu lalu. Pengembangan teknologi robot dan kecerdasan buatan terus berlangsung di China, termasuk di sektor kesehatan.

Teknologi semacam ini sebenarnya pernah diimplementasikan Uber. Pada tahun 2014 Uber telah membuat teknologi yang memprediksi tujuan kita sebelum kita masuk ke mobil Uber. Dalam uji coba awal mereka, tiga dari empat prediksi ternyata benar.

Teknologi ini tidak hanya memperkirakan tujuan, tetapi juga bisa memastikan alamat pasti tujuan kita. Waktu itu mereka bahkan berkeinginan agar teknologi itu tidak hanya memprediksi tujuan kita saja tetapi juga kebiasaan kita sehingga mereka bisa menawarkan jasa yang lebih lengkap lagi.

Uber menggunakan sejarah perjalanan kita, kebiasaan kita, dan juga informasi umum mengenai tujuan-tujuan yang populer. Teknologi akan mengombinasikan semua data itu sehingga mereka bisa memprediksi tujuan kita.

Dalam teknologi ini, Uber menggunakan sejarah perjalanan kita, kebiasaan kita, dan juga informasi umum mengenai tujuan-tujuan yang populer. Teknologi akan mengombinasikan semua data itu sehingga mereka bisa memprediksi tujuan kita. Dengan data itu, mereka bisa menebak tujuan spesifik kita meskipun merupakan lokasi yang kecil dan spesifik.

Google juga pernah menggunakan teknologi sejenis. Mereka bisa menebak pergerakan kita berdasarkan data kebiasaan kita yang dimiliki mereka. Sebagai contoh, kita biasa berangkat dari rumah pukul 07.00 dengan menggunakan kereta komuter tetapi suatu saat kita belum berangkat ke stasiun kereta pada jam itu, maka Google akan mengingatkan kita tentang waktu keberangkatan kita.

KOMPAS/AGNES RITA SULISTYAWATY

Penumpang KRL di Stasiun Tanah Abang, beberapa waktu lalu. Google memiliki perangkat yang menebak kebiasaan kita dalam bepergian dengan melihat frekuensi penggunaan kereta komuter, seperti KRL di Jakarta.

Mereka akan memasok informasi kita mengenai jadwal kereta yang akan datang terkait dengan rencana kita. Kita sering tidak menyadari bahwa kehebatan Google itu karena informasi yang kerap kita berikan, misalnya kita berada di lokasi tertentu dan Google akan menanyakan apakah benar lokasi itu berupa restoran, kafe, tempat hiburan, dan kantor pemerintah. Dengan informasi itu, Google makin memiliki data akurat tentang berbagai tempat itu.

Dengan teknologi yang sama yang berbasis pada kebiasaan kita, Amazon juga bisa mengetahui buku-buku yang hendak dibeli. Dengan sistem algoritma, mereka bisa mengetahui kebutuhan kita sebelum kita mengorder buku atau produk lainnya di dalam laman mereka.

Di dalam teknologi Facebook terbaru ini, mereka bisa memprediksi rencana-rencana kita, termasuk di dalamnya rencana bepergian yang jauh dari rumah.

Dengan demikian, mereka bisa membuat stok yang lebih memadai dan juga mendekatkan buku-buku atau barang lain yang dibutuhkan konsumen ke lokasi yang dekat dengan mereka. Langkah ini membuat mereka bisa mengurangi biaya pergudangan, pengiriman, dan juga biaya rantai pasok.

Contoh penggunaan teknologi ini, misalnya, pada menjelang perayaan Natal kali ini. Mereka telah mengetahui jenis barang, pola permintaan, lokasi pembeli, lokasi pengiriman, dan lain-lain sehingga Amazon dengan mudah melakukan perencanaan stok dan juga perencanaan pergudangan yang efisien sehingga biaya untuk logistik sangat murah. Bahkan, mereka telah mengorder jasa pengiriman barang jauh sebelum order itu masuk.

AP PHOTO/ROSS D FRANKLIN

Paket berupa kotak pengiriman siap dikirim dari gudang pengisian Amazon.com di Phoenix, Amerika Serikat. Penggunaan teknologi terbaru memungkinkan Amazon mengetahui jenis barang, pola permintaan, lokasi pembeli, lokasi pengiriman, dan lain-lain sehingga mereka dengan mudah melakukan perencanaan stok dan pergudangan yang efisien sehingga biaya untuk logistik sangat murah.

Akan tetapi, di dalam teknologi Facebook terbaru ini mereka bisa memprediksi rencana-rencana kita termasuk di dalamnya adalah rencana bepergian yang jauh dari rumah. Lebih dari itu, mereka bisa menawarkan kepada kita berbagai produk yang dibutuhkan terkait dengan rencana kepergian kita. Iklan-iklan dari berbagai perusahaan akan mengalir ke dalam akun media sosial kita. Mereka juga akan memasok berbagai informasi yang terkait dengan tujuan kita.

Meski demikian, beberapa analis mengatakan, teknologi ini tidak mudah diimplementasikan karena terkait dengan privasi data pengguna. Mereka bisa dianggap telah memasuki wilayah privasi pengguna.

Masalah ini akan makin runyam karena banyak negara makin memantau secara ketat penggunaan data pribadi oleh perusahaan teknologi. Teknologi prediksi itu pasti akan dipermasalahkan oleh para pembuat kebijakan karena basisnya adalah data kebiasaan kita.


Kompas, 13 Desember 2018

#industridigital