Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memperingatkan Amerika Serikat. Ia mungkin akan mengubah pendekatan jika Washington terus menekan Pyongyang.
Peringatan terhadap AS itu disampaikan Kim dalam pidato awal tahun, Selasa (1/1/2019), melalui siaran televisi. Mengenakan setelan jas hitam dan dasi, Kim menyampaikan pidato sambil duduk di kursi, dengan latar belakang rak buku serta foto kakek dan ayahnya. Penampilan seperti itu tidak lazim karena pada tahun-tahun sebelumnya, pidato awal tahun diberikan oleh Kim di aula besar pertemuan yang dipadati pejabat negara.
Analis Shin Beom-chul dari Asan Institute for Policy Studies di Seoul menilai penampilan itu menunjukkan Kim kini lebih percaya diri mengingat beberapa kemajuan yang diciptakannya tahun lalu. Model penyampaian pidato awal tahun yang dilakukannya kemarin menyiratkan pula bahwa Kim berpikiran negaranya berada pada posisi lebih unggul dalam negosiasi dengan AS.
Tahun lalu, Kim memang berhasil membuat dunia menaruh perhatian besar pada negaranya. Setelah berkali-kali melakukan uji coba rudal balistik dan nuklir, Kim membuat pertemuan bersejarah dengan Presiden AS Donald Trump di Singapura, 12 Juni 2018. Keduanya sepakat untuk mewujudkan denuklirisasi di Semenanjung Korea. Namun, kesepakatan yang tidak dibuat detail itu kini tak jelas kelanjutannya.
Korut mengklaim telah menginisiasi denuklirisasi dengan membongkar lokasi uji coba nuklir serta fasilitas rudal balistik. Namun, di sisi lain, Korut merasa AS belum melakukan tindakan yang dapat dinilai sebagai imbalan yang sepadan atas langkah denuklirisasi itu. Bahkan, sampai sekarang, AS terus mempertahankan sanksi atas Korut.
Bagi Washington, apa yang dilakukan Korut belum memadai. Pembongkaran fasilitas rudal balistik dan senjata nuklir masih bersifat sementara serta sewaktu-waktu dapat difungsikan kembali. Dengan kata lain, AS menuntut Korut untuk menjalankan denuklirisasi yang transparan, dapat diverifikasi, serta tak dapat dibatalkan. Sanksi tetap diterapkan selama denuklirisasi tidak memenuhi syarat AS.
Dalam situasi buntu semacam itulah, pidato awal tahun dan peringatan terhadap AS disampaikan oleh Kim. Kemungkinan perubahan pendekatan yang akan dilakukan Korut bisa ditafsirkan bahwa negara itu bakal kembali berada di posisi "berkonfrontasi" dengan AS.
Bisa jadi Korut akan menggelar uji coba nuklir ataupun rudal balistik lagi seperti pada tahun-tahun silam jika AS tak mengendurkan sanksi. Meski demikian, Kim tetap memberi isyarat positif dalam pidato awal tahun, yakni dirinya menyatakan siap kembali bertemu dengan Trump.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar