ARSIP PRIBADI

Samsuridjal Djauzi

 

Suami saya baru pindah kerja menjadi tenaga pemasaran di suatu perusahaan swasta. Sejak bekerja di perusahaan ini, dia harus sering bepergian ke luar kota serta mengadakan pertemuan dengan klien di hotel atau restoran.
Suami saya ramah dan mudah bergaul. Sebenarnya dia cocok menjadi tenaga yang bertanggung jawab dalam pemasaran.

Namun, kelemahan suami saya adalah dia sukar menolak ajakan. Meski dalam kesibukan atau sedang ada acara keluarga, jika ada teman yang minta tolong, dia akan mendahulukan menolong temannya itu.

Suami saya berumur 32 tahun, kami punya seorang anak berumur tiga tahun. Keadaan kesehatan suami saya baik, hanya ayahnya penderita diabetes melitus. Kami menjalani pemeriksaan berkala setiap tahun. Baik saya maupun suami dalam keadaan sehat.

Suatu malam, sewaktu pulang dari pertemuan dengan klien, saya mencium bau alkohol. Saya curiga suami saya minum alkohol. Pada keadaan senggang, saya mengajak dia berbincang tentang alkohol. Suami saya berpendapat, minum alkohol sekadarnya baik untuk kesehatan.

Dia pun merasa harus berperilaku luwes dalam menemani klien. Jika kliennya minum alkohol, dia akan menemani. Saya agak khawatir dengan pandangan suami saya. Saya khawatir dia akan jatuh pada keadaan ketergantungan alkohol. Saya menyadari bahwa dia harus bersikap ramah dan bersahabat dengan klien. Namun, menurut saya, dia berhak untuk memilih minuman yang aman untuk dirinya.

Saya tidak tahu seberapa besar masalah alkohol dalam kesehatan. Saya dulu hanya sering menonton film yang menceritakan bagaimana sulitnya melepaskan ketergantungan terhadap alkohol. Saya ingin mencegah suami saya agar tidak tergantung pada alkohol. Bagaimana caranya? Adakah alat yang dapat menilai dampak buruk alkohol pada suami saya?

Benarkah alkohol juga dapat mengakibatkan penyakit hati dan mengganggu fungsi otak? Saya ingin suami saya menyadari bahaya alkohol. Saya juga ingin kebahagiaan keluarga kami tidak terganggu oleh kebiasaan suami minum alkohol. Terima kasih atas penjelasan dokter.

J di S

Terima kasih Anda mengangkat masalah alkohol sebagai bahan perbincangan kita. Bulan April dinyatakan sebagai bulan kesadaran alkohol untuk mengingatkan kita semua tentang dampak alkohol bagi kesehatan.

Setiap bulan April, peminum alkohol dianjurkan puasa alkohol sedikitnya tiga hari. Ini menunjukkan, tidaklah mudah bagi mereka yang adiksi terhadap alkohol untuk dapat menghentikan kebiasaannya.

Dua istilah yang sering digunakan pada penggunaan alkohol adalah penyalah guna alkohol (alcohol abuser) dan adiksi alkohol (alcohol addiction). Kedua istilah ini agak berbeda. Adiksi terhadap alkohol adalah keadaan yang menyebabkan orang bergantung pada alkohol, menggunakan alkohol secara berkesinambungan, minum alkohol secara kompulsif, dan tidak berhenti minum meski timbul keadaan yang tidak diinginkan.

Jika orang yang adiksi alkohol menghentikan minum alkohol, dia akan mengalami gejala penghentian minum alkohol (withdrawal syndromes). Penyalah guna alkohol tidak harus mengalami adiksi, dia adalah peminum berat alkohol dan tetap minum alkohol meski mengalami hal yang tak diinginkan.

Namun, penyalah guna alkohol dapat berhenti minum alkohol. Misalnya, dia hanya minum seminggu sekali, tetapi ketika minum dia dapat minum berlebihan dan dapat menghadapi risiko keracunan. Sebagian penyalah guna alkohol dapat menjadi adiksi terhadap alkohol.

Kita mulai membahas dua hal yang cukup berat, tetapi tidak semua orang yang minum alkohol akan menjadi penyalah guna alkohol atau adiksi alkohol. Ada orang yang mampu tetap menjadi social drinker, minum alkohol sekadarnya, pada waktu ada acara pesta dan lain-lain.

Perbincangan mengenai bahaya alkohol bagi kesehatan memang perlu diadakan di keluarga. Kita menyaksikan di kota besar banyak orang, termasuk remaja, mulai minum alkohol. Bahkan, di perdesaan cukup banyak korban meninggal atau menjadi buta karena minum alkohol oplosan.

Jadi, kesadaran anggota keluarga terhadap dampak alkohol perlu ditingkatkan. Bagi sebagian remaja, alkohol adalah tanda bergabung dengan kehidupan modern dan sebagian dari mereka kemudian menjadi penyalah guna alkohol atau adiksi terhadap alkohol.

Penyakit yang dikaitkan dengan alkohol cukup banyak, di antaranya penyakit hati (sirosis hati), penyakit jantung, demensia, depresi, kerusakan saraf (neuropati), radang pankreas (pankreatitis), bahkan kanker. Kanker yang dikaitkan dengan alkohol adalah kanker mulut, faring, laring, esofagus, hati, payudara, serta kanker kolorektal. Di negara maju, sebagian besar kecelakaan di jalan raya juga berkaitan dengan penggunaan alkohol.

Penyalah guna alkohol dan mereka yang adiksi terhadap alkohol juga sering mengalami keretakan rumah tangga. Mereka kehilangan rasa tanggung jawab, sering berbohong untuk menyembunyikan kebiasaannya, dan ada yang jatuh pada tindakan kriminal.

Upaya pencegahan dan rehabilitasi penyalahgunaan alkohol berhasil mengembalikan mereka pada kehidupan semula. Namun, sayangnya, hanya sebagian kecil penyalah guna alkohol atau adiksi alkohol yang mendapat kesempatan menjalani rehabilitasi.

Kita telah membahas dampak berat penyalahgunaan alkohol. Namun, saya berharap Anda tak langsung merasa khawatir. Mungkin saja suami Anda hanya social drinker. Namun, memang sebaiknya dia peduli terhadap dampak alkohol bagi kesehatan.

Mereka yang menjadi penyalah guna alkohol atau adiksi terhadap alkohol banyak yang kehilangan pekerjaan. Sebagai suami yang bertanggung jawab terhadap keluarga, sudah tentu suami Anda akan berhati-hati dalam menggunakan alkohol.

Jika perlu, dia dapat berkonsultasi dengan dokter tentang kebiasaan minum alkohol dan dokter dapat menilai apakah dia punya kecenderungan akan menjadi penyalah guna alkohol atau adiksi terhadap alkohol.

Gejala yang patut diperhatikan adalah kehilangan rasa tanggung jawab, penurunan prestasi kerja atau akademik, depresi, ketidakmampuan menghentikan minum alkohol, jumlah alkohol yang diminum semakin meningkat, serta kehilangan kemampuan berkonsentrasi dan mengambil keputusan.

Di negara kita, kebiasaan minum alkohol belum sehebat kebiasaan merokok. Meski demikian, setiap keluarga perlu menjaga anggota keluarganya agar memahami dampak alkohol bagi kesehatan. Pemerintah harus membantu dengan aturan yang menyulitkan orang menggunakan alkohol, misalnya dengan pembatasan umur, pembatasan tempat menjual alkohol, serta pajak alkohol yang tinggi.

Seperti juga pada rokok, remaja merupakan kelompok yang amat rentan menyalahgunakan alkohol. Mereka harus dilindungi dengan informasi yang benar serta peraturan yang melindungi mereka dari kemungkinan menyalahgunakan alkohol. Remaja harus mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kreativitas dan hobi serta mengikuti olahraga yang disenangi.