Dalam pemilu India yang pemungutan suaranya berlangsung selama 39 hari, partai tempat Modi bernaung, Bharatiya Janata (BJP), berdasarkan perhitungan Jumat (24/5/2019), mendulang lebih dari 300 kursi dari 542 kursi di Majelis Rendah. Jumlah ini melampaui syarat 272 kursi untuk menjadi mayoritas. Adapun pada Pemilu 2014, BJP meraih 282 kursi.

Lawan BJP, yaitu Partai Kongres yang dipimpin Rahul Gandhi, mendapat 52 kursi. Kekalahan yang diderita Partai Kongres semakin menyakitkan karena Rahul, cicit tokoh besar India, Jawaharlal Nehru, kalah di Dapil Amethi, Negara Bagian Uttar Pradesh. Dapil ini sangat simbolis karena sebelumnya dikuasai orangtua Rahul, yakni Sonia dan Rajiv Gandhi. Rahul sebelum ini juga menang di dapil itu selama 15 tahun terakhir. Dapil Amethi kini dimenangi Smriti Irani dari BJP.

Kalah di Amethi, Rahul tetap menjadi anggota parlemen karena menang di Dapil Wayanad, Negara Bagian Kerala. Dalam pemilu India, warga diperbolehkan mencalonkan diri di lebih dari satu dapil.

Setelah unggul pada Pemilu 2014, kemenangan kembali Modi pada Pemilu 2019 berlangsung seiring dengan kemunculan pemimpin berhaluan kanan dan nasionalis di belahan lain di dunia. Kubu Modi selama ini disebut-sebut sering memanfaatkan isu berhaluan kanan untuk mendapatkan dukungan. Isu itu, antara lain, masalah konfrontasi dengan Pakistan dan perlindungan sapi yang dipandang sebagai hewan suci oleh mayoritas warga India.

Modi, anak penjual teh dari keluarga sederhana, memiliki citra kuat sebagai bagian dari kelas pekerja. Perjalanan politiknya, seperti ditulis The New York Times, diawali saat bergabung dengan organisasi sayap kanan Hindu Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) pada usia delapan tahun.

Muncul dengan janji reformasi ekonomi yang ditempuh lewat perbaikan birokrasi, pemberantasan korupsi, serta perbaikan pajak, Modi disebut tak terlalu berhasil dengan program-program itu. Akan tetapi, kemenangan partainya yang begitu meyakinkan menunjukkan dia masih sangat dipercaya oleh rakyat India. Mesin politik dan kampanye BJP yang efektif menjadi faktor penting kemenangan Modi.

Di sisi lain, suasana berbeda dialami Partai Kongres. Sejumlah analis menyebut problem kepemimpinan membuat partai yang dahulu berjaya itu kini terseok-seok. Meski demikian, sejumlah petinggi partai menolak menyebut Rahul sebagai penyebab kekalahan. Kampanye yang tak berjalan baik dituding sebagai penyebabnya.