ARSIP PRIBADI

Samsuridjal Djauzi

Di kelas anak saya (kelas VI sekolah dasar) dua siswa dirawat karena tertular penyakit hepatitis. Menurut wali kelas, kedua anak itu menderita hepatitis A. Keduanya siswa laki-laki. Salah seorang siswa yang dirawat matanya kuning serta tidak nafsu makan. Jika makan, timbul mual dan muntah. Sebelumnya ada demam serta nyeri pada ulu hati. Air seni menjadi coklat sehingga orangtuanya membawa dia berobat ke dokter.

Dokter menganjurkan pemeriksaan darah dan ternyata diagnosisnya adalah hepatitis A. Sekarang di samping kuning, juga timbul rasa gatal yang sukar diatasi dengan obat gatal biasa. Menurut dokter, kadar bilirubinnya amat tinggi. Dia harus beristirahat di rumah sakit sampai nafsu makan membaik dan bilirubinnya turun. Siswa kedua gejalanya lebih ringan. Hanya mual-mual dan muntah. Demamnya ringan. Mata kekuningan, tetapi tidak terlalu kuning. Kedua siswa sudah dirawat di rumah sakit selama seminggu ini.

Saya sering membaca di surat kabar dan media sosial terjadinya kejadian luar biasa hepatitis A. Beberapa tahun yang lalu di sebuah kampus di Bandung, Jawa Barat, dan belum lama ini juga ada kejadian luar biasa di Pacitan, Jawa Timur. Ratusan siswa tertular hepatitis A. Sebagai orangtua yang mempunyai dua anak, anak pertama kelas VIII SMP dan anak kedua kelas VI SD, saya merasa khawatir anak saya tertular hepatitis A.

Apa yang dapat saya lakukan untuk mencegah agar anak saya tak tertular hepatitis A? Apakah hepatitis A dapat disembuhkan? Kenapa yang terserang banyak anak sekolah? Apa yang dapat dilakukan orangtua dan guru agar para siswa tidak tertular hepatitis A?

Kalau boleh minta tolong, dokter jelaskan juga tentang penyakit hepatitis B dan C. Apakah penyakit hepatitis A lebih berbahaya daripada hepatitis B atau C? Terima kasih atas penjelasan dokter.

B di J

Hepatitis A termasuk penyakit yang ditularkan melalui makanan dan minuman. Seseorang dapat tertular jika mengonsumsi makanan dan minuman yang tercemar virus hepatitis A. Selain hepatitis A, penyakit yang sering ditularkan melalui makanan dan minuman adalah demam tifoid.

Tidak semua orang yang terpapar hepatitis A akan sakit. Sebagian tidak merasa apa-apa. Namun, jika diperiksa laboratorium pada darahnya, dapat diketahui dia pernah terpapar hepatitis A. Mereka yang sakit akibat hepatitis A dapat sakit ringan sampai berat. Pada umumnya gejala hepatitis A pada anak-anak lebih ringan daripada remaja dan orang dewasa.

Dulu ketika kebersihan di negeri kita belum terjaga baik, hampir semua anak tertular hepatitis A. Sekitar tahun 1970 ada penelitian untuk mengetahui prevalensi hepatitis A. Ternyata sekitar 80 persen orang yang berusia di atas 35 tahun sudah terpapar hepatitis A. Ini menunjukkan bahwa tingkat kebersihan di negeri kita masih kurang baik. Sekarang angka itu jauh menurun yang berarti banyak orang dewasa yang belum pernah terpapar virus hepatitis A sehingga juga belum punya kekebalan terhadap virus hepatitis A. Jika dia sakit, biasanya gejala penyakit pada orang dewasa lebih berat.

Gejala yang timbul jika terkena hepatitis A biasanya adalah demam, rasa pegal otot, mual, dan muntah. Kemudian akan diikuti dengan air seni kecoklatan serta mata kuning. Sampai saat ini belum ada obat untuk virus hepatitis A. Jadi, perawatan penderita hepatitis A adalah untuk mengatasi gejala penyakit agar penderita dapat makan dan merasa nyaman. Mata kuning (ikterus) akan menghilang secara bertahap. Jika penderita sudah dapat makan dan merasa enak, penderita boleh istirahat di rumah.

Gejala hepatitis A memang mengganggu kenyamanan anak. Sebagian kecil hepatitis A berbahaya, disebut hepatitis A fulminant. Untungnya hepatitis A biasanya akan sembuh sempurna, tak ada yang menjadi kronik sehingga kita tak perlu terlalu khawatir. Anak yang ikterusnya hebat, bahkan disertai gatal-gatal, mungkin bilirubinnya agak lama baru turun, tetapi biasanya dia akan pulih dan kembali bersekolah.

Bagaimana mencegah penularan hepatitis A? Penularan dicegah melalui kebersihan makanan dan minuman. Makanan dan minuman harus bersih serta dimasak dengan baik. Selain makanan dan minuman, tangan penjamah makanan juga harus bersih. Sekarang sudah dibiasakan para penjamah makanan harus memakai sarung tangan.

Orangtua dapat menganjurkan anak agar memilih makanan yang bersih dan matang, sedangkan guru perlu memperhatikan kebersihan kantin sekolah. Hendaknya makanan yang dihidangkan bergizi dan bersih. Di sini kekurangan kita. Biasanya kantin sekolah diserahkan kepada penjaga sekolah dan kurang diawasi oleh guru atau dokter UKS.

Di negara tetangga kita, Malaysia, kantin sekolah mendapat perhatian penuh. Apalagi bagi sekolah yang muridnya makan siang di sekolah. Ratusan anak yang makan dan minum di kantin harus dijaga jangan sampai tertular penyakit yang ditularkan melalui makanan.

Selain itu, ada imunisasi untuk melindungi anak agar tak tertular hepatitis A dan juga ada imunisasi untuk melindungi dari demam tifoid. Kedua jenis imunisasi tersebut dapat diperoleh di layanan kesehatan. Bahkan, sekarang tersedia gabungan vaksin hepatitis A dan tifoid sehingga dapat diberikan sekaligus dalam satu suntikan.

Hepatitis A amat berbeda dengan hepatitis B dan C. Hepatitis A ditularkan melalui makanan dan minuman, sedangkan hepatitis B dan C melalui cairan tubuh. Ibu yang mengidap hepatitis B dapat menularkan kepada anaknya. Karena itu, ibu hamil biasanya diperiksa hepatitis B, HIV, dan penyakit menular seksual.

Infeksi hepatitis B, kecuali pada bayi baru lahir, juga sebagian besar akan sembuh. Sekitar 80 persen sembuh dan sebagian kecil menjadi kronik. Sebaliknya, pada hepatitis C, sebagian besar akan menjadi kronik dan hanya sebagian kecil yang akan sembuh.

Apa bahaya hepatitis B dan C kronik? Dalam jangka waktu lama, hepatitis B atau C kronik dapat berkembang menjadi sirosis hati, bahkan juga kanker hati. Karena itulah, hepatitis B dan C kronik perlu diobati. Pengobatan hepatitis B kronik dapat mencapai virusnya tak terdeteksi, tetapi obat antivirus masih harus diminum terus.

Obat hepatitis C terbaru, yang disebut DAA, hasil pengobatannya 95 persen sembuh. Artinya, jika sudah sembuh, tak perlu minum obat antivirus lagi. Obat antivirus hepatitis C sekarang disediakan oleh pemerintah sehingga dapat diperoleh secara cuma-cuma. Pencegahan hepatitis B dapat dilakukan dengan imunisasi hepatitis B. Suntikan pertamanya diberikan pada hari pertama kelahiran. Vaksin hepatitis C masih dalam penelitian; sampai sekarang belum tersedia.