Kilang minyak Abqaiq di bagian timur Arab Saudi, sekitar 60 kilometer dari ibu kota Provinsi Dahran, merupakan kilang minyak terbesar di dunia. Kilang kedua yang terbakar, Khurais, terletak sekitar 160 kilometer dari ibu kota Saudi, Riyadh, memiliki cadangan minyak sekitar 20 miliar barel.
Fasilitas ini mengolah minyak mentah untuk diangkut ke pelabuhan ekspor minyak di Teluk Persia dan Laut Merah. Kilang Abqaiq diperkirakan dapat memproses tujuh juta barel minyak mentah per hari. Pada Februari 2006, pasukan keamanan Saudi berhasil menggagalkan serangan Al Qaeda terhadap Abqaiq.
Meski belum jelas, serangan ke dua kilang minyak terbesar di Saudi hari Sabtu dini hari itu akan menghambat penawaran saham perdana perusahaan minyak Saudi, Aramco, di pasar saham. Saudi ingin penawaran saham Aramco dipercepat.
"Serangan ini hak kami, dan kami memperingatkan Saudi bahwa target akan terus diperluas. Kami berhak menyerang balik atas serangan udara Saudi yang menarget warga sipil dalam lima tahun terakhir," kata juru bicara Yahya Saree di TV pemberontak, Al Masirah.
Pemberontak Houthi yang didukung Iran telah berkali-kali melakukan serangan terhadap bandara dan fasilitas minyak Aramco, seperti ke Shaybah, yang bisa memproduksi satu juta barel minyak mentah per hari. Ladang minyak itu terletak dekat perbatasan Saudi dan Uni Emirat Arab.
Namun, serangan ke Shaybah ini tidak mengganggu produksi minyak Saudi. Penyelidik PBB menyatakan, pemberontak Houthi punya drone jenis UAV-X yang memiliki jangkauan hingga 1.500 kilometer. Itu berarti drone mereka dapat mencapai Arab Saudi bagian utara.
Belum jelas berapa besar kerusakan fasilitas kilang akibat kebakaran ini. Yang jelas, kebakaran ini akan menurunkan produksi minyak Saudi, yang juga akan berdampak pada produksi minyak global.
Melihat besarnya cadangan minyak di kedua kilang tersebut, butuh beberapa hari, bahkan minggu, untuk memadamkan kebakaran di Abqaiq dan Khurais. Berapa kerugian akibat kebakaran ini pun belum dapat dihitung.
Pada bulan Maret 2015, koalisi pimpinan Saudi melakukan intervensi di Yaman untuk mendukung Presiden Abdurabbuh Mansour Hadi yang diakui internasional. Hadi dipaksa mengungsi setelah dilengserkan oleh pemberontak Houthi.
Perang menewaskan puluhan ribu orang dan memicu krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Pada beberapa bulan terakhir, Houthi melakukan serangkaian serangan drone dan rudal yang menargetkan pangkalan udara Saudi dan fasilitas lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar