Johnson makan siang bersama Juncker di Luksemburg, Senin (16/9/2019). Pertemuan ini merupakan yang pertama bagi mereka sejak Johnson menjabat Perdana Menteri (PM) Inggris pada Juli silam.

Sebelum pertemuan diadakan, Johnson menyampaikan niat menjajaki peluang untuk meraih kesepakatan terkait Brexit dengan Juncker. Padahal, keduanya akhir pekan lalu sama sekali tak menunjukkan posisi yang mulai mendekat.

Inggris belum mencapai kesepakatan terkait Brexit dengan Uni Eropa (UE). Batas waktu untuk bergabung dengan blok itu adalah 31 Oktober 2019. Seiring tenggat yang kian dekat, politik dalam negeri Inggris memanas dalam menyikapi Brexit. Kubu Johnson menginginkan Inggris tanpa ragu meninggalkan UE meskipun tanpa kesepakatan. Kubu berseberangan hendak mencegah perpisahan tanpa kesepakatan. Pisah tanpa kesepakatan akan membuat Inggris berada di posisi pelik. Negara itu diperkirakan harus membuat perjanjian perdagangan dengan setiap anggota UE secara individual.

Ancaman Brexit tanpa kesepakatan muncul karena Inggris menghendaki tak ada perkecualian bagi Irlandia Utara. Wilayah ini tetap harus mengikuti kepabeanan Inggris pasca-31 Oktober. Sebelum ini, dalam perjanjian yang disepakati Pemerintah Inggris terdahulu dengan UE, tetapi ditolak parlemen negara itu, disebutkan tak ada penjagaan perbatasan antara Irlandia Utara dan Republik Irlandia (backstop). Hal ini ditempuh untuk menjaga semangat Perjanjian Jumat Agung, yakni tidak ada penjagaan di perbatasan Irlandia Utara dengan Republik Irlandia.

Di koran Daily Telegraph, akhir pekan lalu, Johnson menyatakan ia menargetkan ada kesepakatan sebelum tanggal 31 Oktober. Menurut dia, perjanjian itu tak hanya merupakan kepentingan Inggris, tetapi juga kepentingan anggota UE.

Mengingat riwayat negosiasi dan proses politik di Inggris, UE tetap pesimistis terhadap kemungkinan tercapainya kesepakatan terkait Brexit, khususnya isu perbatasan Irlandia Utara dengan Republik Irlandia. Juncker dalam wawancara dengan stasiun radio Deutschlandfunk mengaku tidak merasa optimistis dalam upaya menemukan alternatif yang memungkinkan backstop dibatasi.

Dunia terus mengawasi dinamika Brexit, termasuk pula politik domestik Inggris. Seperti diberitakan harian ini, Sabtu (14/9), salah satu tekanan politik terhadap Johnson ialah peringatan parlemen agar ia tak melanggar undang-undang yang dikeluarkan legislatif, yang isinya meminta pemerintah mengajukan perpanjangan waktu pasca-31 Oktober.